Presiden Amerika Perkumpulan (AS) Donald Trump memutuskan Memajukan tarif impor terhadap produk asal Tiongkok menjadi 145 persen sebagai respons atas kebijakan tarif tinggi yang sebelumnya diberlakukan oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping. Walaupun ditetapkan tarif tinggi, Tiongkok tak gentar.
Awalnya, Trump mengumumkan kenaikan tarif sebesar 125 persen. Tetapi Gedung Putih kemudian mengoreksi Bilangan tersebut menjadi 145 persen, menyebutnya sebagai batas Dasar yang Tetap Dapat meningkat sesuai dengan kebijakan tarif lainnya yang telah diberlakukan.
Misalnya pada baja, aluminium, mobil, dan Etnis cadang. Langkah ini disebut sebagai balasan terhadap alotnya proses negosiasi dagang antara kedua negara.
Menanggapi kebijakan tersebut, Tiongkok melalui juru bicara Kementerian Perdagangan, He Yongqian, menyatakan pihaknya Bukan akan tunduk terhadap ancaman AS.
“Posisi Tiongkok lugas dan Tetap konsisten. Kalau AS mau berunding, kami siap melakukannya,” ujar He Yongqian seperti dikutip dari Metro Hari Ini Liputanindo, Jumat, 11 April 2025.
“Yang Terang, perundingan harus punya niat Berkualitas dan saling menghargai. Tetapi Kalau yang diinginkan adalah perang dagang, kami tak segan membalas. Jangan coba-coba menekan, mengancam, bahkan melempar tuduhan jahat Kalau Mau bernegosiasi,” katanya.
Tiongkok kembali menyerukan agar kedua negara menempuh jalur diplomatik dan menghindari eskalasi yang Bahkan merugikan stabilitas ekonomi Dunia.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)

