Presiden AS Donald Trump Berbarengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Foto: Anadolu.
“Saya siap Buat kembali ke meja perundingan Kalau Tiongkok bersedia memberikan kesepakatan yang adil bagi Amerika Perkumpulan,” ucap Trump dikutip dari pernyataan Formal yang dikeluarkan Gedung Putih, melansir BBC, Kamis, 10 April 2025.
Pernyataan ini muncul setelah gelombang protes dari para pengusaha AS yang terdampak oleh kenaikan tarif. Mereka mengeluhkan peningkatan biaya produksi dan penurunan profitabilitas, akibat tarif yang Membikin harga barang impor dari Tiongkok melonjak.
“Kita telah menunjukkan kepada Tiongkok dimana kita serius dalam melindungi kepentingan Amerika, tetapi kita juga terbuka Buat mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak,” Terang Trump.
Ketegangan perdagangan makin panas
Tetapi, kenaikan tarif ini menimbulkan Akibat negatif bagi ekonomi AS. Banyak perusahaan melaporkan penurunan profitabilitas akibat peningkatan biaya produksi.
Para ekonom memperkirakan kenaikan tarif akan menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi AS, yang pada gilirannya berdampak negatif terhadap pasar saham dan nilai Salin dolar.
Meskipun demikian, Trump tetap bersikeras kenaikan tarif merupakan langkah yang Benar Buat melindungi AS dari praktik perdagangan yang dianggap Tak adil dari Tiongkok.
“Saya Pasti kita akan mencapai kesepakatan yang Bagus dengan Tiongkok, Kita akan Lanjut berjuang Buat kepentingan Amerika, dan kita Tak akan mundur,” tegas Trump.

(Presiden AS Donald Trump. Foto: Anadolu Agency)
Tiongkok merespons hati-hati
Keterbukaan Trump Buat berunding kembali telah memicu optimisme di kalangan pengusaha AS. Mereka berharap kedua negara dapat mencapai kesepakatan yang menguntungkan Segala pihak.
Tetapi, para analis memperingatkan negosiasi perdagangan antara AS dan Tiongkok akan tetap sulit, mengingat perbedaan mendasar dalam kepentingan kedua negara.
Ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok akan Lanjut menjadi sorotan Istimewa dalam politik Dunia. Masa depan Interaksi perdagangan kedua negara akan sangat bergantung pada hasil negosiasi yang akan datang. (Laura Oktaviani Sibarani)

