Transformasi Indonesia

Transformasi Indonesia
Abdul Kohar Direktur Pemberitaan Media Indonesia(MI/Ebet)

CITA-CITA menjadi bangsa yang unggul dan maju pada saat satu abad Indonesia di 2045 bukanlah tantangan mudah, walau bukan kemustahilan. Apalagi, populasi negeri ini sekarang sekitar 278 juta, dan diprediksi mencapai 324 juta ketika satu abad nanti.

Bahkan, sebelum menginjak satu abad, Indonesia akan menikmati bonus demografi pada 2030 hingga 2040. Begitu itu, jumlah penduduk usia produktif (di rentang 15-64 tahun) akan mendominasi, mencapai lebih dari 60% total populasi. Akan tetapi, bonus demografi bisa menjadi petaka demografi bila negeri ini tidak mempersiapkannya sejak kini.

Petaka demografi itu justru akan mengancam Indonesia menjadi negara yang susah keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap), alih-alih menjadi negara maju. Persoalan lingkungan, transisi energi, perubahan pendekatan ekonomi dari yang ekstraktif menjadi inklusif, penguasaan teknologi yang terus bergerak, percepatan keunggulan sumber daya manusia, hingga penguatan institusionalisasi demokrasi di tengah keragaman ialah tantangan-tantangan hari ini dan jawaban masa depan yang mesti dituntaskan.

Cek Artikel:  Strategi Pendidikan Watak

Karena itu, transformasi Indonesia mesti dimulai hari ini. Transformasi menuju energi bersih, transformasi pengarusutamaan lingkungan, transformasi sektor keuangan, transformasi teknologi digital, transformasi cara pandang dan cara gerak manusia, transformasi demokrasi yang kuat dalam kemajemukan, serta pendekatan ekonomi hijau ialah jawaban atas tantangan-tantangan besar kini dan ke depan.

Sebagai media Surat keterangan Bangsa, Media Indonesia berikhtiar kuat menjadi bagian penting bagi transformasi Indonesia. Di usianya yang genap 54 tahun hari ini, Media Indonesia memulai mewujudkan tranformasi Indonesia itu dengan menjadikan transformasi digital sebagai tulang punggung penggerak media.

Bukan perkara mudah mewujudkan transformasi, apalagi bagi media seumur Media Indonesia. Ia butuh kemauan bersama, perubahan mindset, dan kelincahan beradaptasi. Meski begitu, kami punya pengalaman. Kami punya jam terbang menghadapi rupa-rupa perubahan. Bagi kami, perubahan itu keniscayaan. Kesetiaan terhadap perubahan akan membuat kapal kami tetap kokoh menghadapi rupa-rupa badai.

Cek Artikel:  Meretas Kemiskinan NTT

Maka, perwujudan sumber daya manusia yang multitasking merupakan upaya pembuka bagi kami mengikhtiarkan tranformasi Indonesia. Meski bukan pekerjaan mudah, pengalaman dan jejak sejarah mengantarkan kepada kami untuk tidak pernah ragu memulai dan menggumuli hal-hal baru. Ini yang hendak kami kolaborasikan dengan segenap komponen bangsa melalui tema Transformasi Indonesia ini.

Kami yakin transformasi Indonesia adalah bentuk kekuatan dan kepercayaan diri bangsa untuk meraih keunggulan, kebesaran, dan kemajuan. Seperti kata Bung Karno, “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.”

Mungkin Anda Menyukai