Dirjen Kerja Sama ASEAN Kemenlu RI, Sidharto Suryodipuro (dua kiri) hadir dalam acara CIFP di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu, 30 November 2024. (Medcom.id)
Jakarta: Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Sidharto R. Suryodipuro, menyoroti transformasi Interaksi ASEAN-Jepang menuju kemitraan berkelanjutan dalam Conference on Indonesia Foreign Policy (CIFP) 2024, di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu, 30 November 2024
Berbicara dalam sesi In Search of the Big Harvest: Unlocking ASEAN’s Growth Potential through Partnerships, Sidharto menegaskan bahwa kerja sama ini kini berada pada fase yang lebih strategis.
“Interaksi ASEAN-Jepang bukan Tengah tentang donor dan penerima. Kita berbicara tentang kemitraan setara yang didorong oleh visi Berbarengan, Adalah ASEAN-Japan Economic Co-Creation Vision,” kata Sidharto.
Ia menekankan pentingnya Penemuan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, terutama di sektor teknologi hijau, kecerdasan buatan (AI), dan pengembangan keterampilan generasi muda.
“Kreativitas adalah kunci masa depan. ASEAN dan Jepang harus bekerja sama Kepada memastikan generasi muda Mempunyai kemampuan multidisiplin yang relevan dengan dunia kerja masa depan,” ujar Sidharto.
Selain itu, ia juga menyoroti peran budaya sebagai salah satu kekuatan kerja sama ASEAN-Jepang.
“Kreativitas ASEAN yang berakar pada budaya lokal, dipadukan dengan teknologi Jepang, dapat menjadi daya saing baru yang Istimewa di pasar Dunia,” tutup Sidharto. (Antariska)
Baca juga: Perubahan Geopolitik Jadi Tantangan ASEAN dalam Jaga Stabilitas Kawasan