Tonggak Menuju Indonesia Maju

HIRUK pikuk Pemilihan Biasa (Pemilu) 2024 memasuki babak akhir. Para Personil MPR, DPR, dan DPD RI dilantik pada Selasa, 1 Oktober Lewat. Pimpinan ketiga lembaga parlemen juga sudah ditetapkan dan dilantik.

PDI Perjuangan sebagai partai pemenang pemilu legislatif berhak atas kursi Ketua DPR RI. Puan Maharani pun kembali didapuk menjabat posisi tersebut. Adapun Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani menempati kursi Ketua MPR RI.

Tersisa satu tahapan Kembali sebagai pemungkas pemilu tahun ini, yakni pelantikan presiden dan wakil presiden (wapres) terpilih. Tahapan itu sekaligus menandai era pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka.

Baca juga : Perlu Regulasi Larang Mudik

Prabowo-Gibran Bisa dibilang merepresentasikan menyatunya dua kubu yang semula berseteru. Orang Uzur Gibran, Joko Widodo alias Jokowi yang Lagi menjabat Presiden RI Ketika ini, merupakan rival Prabowo dalam dua kali pemilihan presiden. Pada masa Jokowi dan Prabowo berkontestasi, muncul narasi-narasi yang bertentangan di antara kedua kubu. Adu argumentasi dan saling mengkritik demi memenangi Bunyi rakyat terjadi di antara kedua belah pihak.

Cek Artikel:  Mencari Tewas dengan Korupsi

Residu dari kontestasi masa Lewat itu menyeruak menjelang pelantikan Prabowo-Gibran. Isu-isu keretakan pun muncul. Sekalian ini sungguh kontraproduktif bagi penyelenggaraan Republik ini. Masyarakat lebih disibukkan Buat Menonton ke masa Lewat ketimbang menatap ke masa depan bangsa di Rendah kepemimpinan Prabowo-Gibran.

Suka atau Bukan suka, Prabowo-Gibran telah meraih Bunyi terbanyak rakyat dan secara Absah ditetapkan sebagai presiden dan wapres terpilih. Maka, pelantikan keduanya sebagai kepala negara dan wakil sebagai satu kesatuan menjadi amanat rakyat. Kecuali, salah satu atau keduanya berhalangan tetap. Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2024, berhalangan tetap meliputi meninggal dunia atau Bukan diketahui keberadaannya.

Baca juga : Mencegah LP dari Covid-19

Presiden Jokowi telah mengupayakan proses transisi pemerintahan yang mulus kepada Prabowo-Gibran. Ia bahkan secara Tertentu mewanti-wanti jajarannya agar Bukan mengambil kebijakan yang menimbulkan Gelombang-Gelombang apalagi gejolak di masyarakat.

Cek Artikel:  Menuntaskan Kasus Gagal Ginjal Akut

Jokowi juga memasukkan Personil tim Prabowo-Gibran ke dalam kabinetnya dan mengakomodasi sebanyak mungkin program-program mereka dalam anggaran negara. Tentu saja, karena Gibran Bukan berpartai, kebanyakan Personil tim yang masuk kabinet Jokowi sebagai wakil-wakil menteri tersebut merupakan ‘orang-orang’ Prabowo.

Arahan Presiden Jokowi berhasil menciptakan kondisi sosial dan politik yang relatif adem seperti sekarang. Konsentrasi bangsa kini ialah menyukseskan pelantikan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wapres pada 20 Oktober mendatang.

Baca juga : Paket Insentif Pengganti Mudik

Situasi politik yang kondusif Ketika ini hendaknya Maju dijaga dan itu menjadi tanggung jawab Berbarengan seluruh elemen bangsa. Tinggalkan topik-topik perdebatan usang yang hanya mendatangkan mudarat terhadap soliditas kepemimpinan Prabowo-Gibran mendatang.

Persoalan bangsa ini Lagi menumpuk. Perekonomian tengah lesu. Pekerja Lagi Maju dalam bayang-bayang PHK karena industri padat karya Bukan bergairah. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang stagnan di kisaran 5% pun Bukan cukup kuat Buat mewujudkan visi Indonesia maju pada 2045.

Cek Artikel:  Cekcok Tambah Coreng Muka KPK

Korupsi Lagi begitu kuat mengakar dalam penyelenggaraan negara hingga di masyarakat. Dari skor 0 Tiba 100, Bilangan 0 berarti sangat korup dan 100 paling Kudus, indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia hanya 34, atau Eksis di peringkat ke-115 di antara negara-negara di dunia. Dengan skor IPK tersebut, Indonesia berada di Rendah Singapura, Malaysia, Timor Leste, Vietnam, dan Thailand.

Bukan mudah bagi pemimpin negara mengatasi segala persoalan bangsa, apalagi tanpa kerja sama yang erat. Kita berharap, kalaupun Eksis ganjalan di antara Prabowo dan Gibran, keduanya dapat menyelesaikannya segera.

Rakyat membutuhkan pemimpin yang kompak mengarahkan gerak langkah bangsa, bukan yang jalan sendiri-sendiri. Jadikan pelantikan presiden dan wakil presiden mendatang sebagai tonggak teladan persatuan kepada rakyat Buat melangkah menuju Indonesia maju.

 

Mungkin Anda Menyukai