RIBUAN orang turun ke jalan di seluruh Prancis selama akhir pekan untuk memprotes keputusan Presiden Emmanuel Macron menunjuk politisi sayap kanan Michel Barnier sebagai perdana menteri, meskipun aliansi sayap kiri New Popular Front (NFP) baru-baru ini menang dalam pemilihan umum.
Protes itu diserukan oleh NFP, yang berharap melihat kandidat mereka memimpin pemerintahan. “Lebih dari 110 ribu orang mengambil bagian dalam demonstrasi anti-Macron di seluruh negeri, dengan sekitar 26 ribu orang berkumpul di ibu kota, Paris,” menurut Kementerian Dalam Negeri, dilansir Anadolu, Senin (9/9).
Protes terjadi di lebih dari 150 lokasi di seluruh negeri, termasuk kota-kota besar seperti Rennes, Nantes, Nice, Marseille dan Strasbourg. Mathilde Panot, pemimpin parlemen La France Insoumise (Prancis Tak Terkalahkan, LFI), partai sayap kiri terbesar di negara itu, mengklaim di media sosial bahwa jumlah peserta demonstrasi sebenarnya jauh lebih tinggi, memperkirakan 160.000 pengunjuk rasa di Paris saja dan 300.000 di seluruh negeri.
Para pengunjuk rasa menuduh Macron mengabaikan hasil pemilu” dengan menunjuk Barnier, bukan kandidat NFP sebagai perdana menteri, Lucie Castets. Demonstrasi tersebut mencerminkan meningkatnya ketidakpuasan publik terhadap pemerintahan Macron dan ketidakpeduliannya terhadap kemenangan elektoral aliansi sayap kiri. (I-2)