Tiongkok Masa Depan Suriah Harus Diputuskan oleh Rakyat Suriah

Tiongkok: Masa Depan Suriah Harus Diputuskan oleh Rakyat Suriah
Penduduk Suriah(Al Jazeera)

KEMENTERIAN Luar Negeri Tiongkok menyebut Maju memantau situasi di Suriah secara cermat pascaruntuhnya rezim Bashar Al-Assad sehingga negara tersebut dikuasai Laskar oposisi. Rezim di Suriah dipastikan Terperosok pada Minggu (8/12) setelah Laskar militernya kehilangan kendali atas Ibu Kota Damaskus yang diserbu Laskar oposisi bersenjata sejak Sabtu (7/12).

“Kami memantau situasi di Suriah dengan saksama, berharap stabilitas akan segera pulih, dan pihak-pihak terkait akan menemukan penyelesaian melalui jalur politik yang akan memulihkan stabilitas dan ketertiban di Suriah,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (9/12).

Mao Ning pun menyebut kedaulatan dan keutuhan teritorial Suriah harus dihormati. Tetapi ia Kagak menjawab Begitu ditanya apakah pemerintah Tiongok telah melakukan kontak dengan Bashar al-Assad.

Cek Artikel:  Netanyahu dan Yoav Gallant Berseteru Soal Gencatan Senjata, Jadi Penyebab Kegagalan Kesepakatan?

“Masa depan Suriah harus diputuskan oleh rakyat Suriah. Kami berharap pihak-pihak terkait akan menemukan penyelesaian politik demi kepentingan masa depan rakyat Suriah. Rekanan persahabatan Tiongkok dengan Suriah adalah Kepada Seluruh rakyat Suriah,” ungkap Mao Ning.

Pertempuran di Damaskus menjadi babak akhir dari perang Kerabat Suriah yang berlangsung sejak 2011. Eskalasi pertempuran antara Laskar rezim dengan Grup oposisi pecah pada 27 November 2024 dari kawasan pedesaan di barat Aleppo, kota besar di Suriah utara.

Selama 10 hari, Laskar oposisi melancarkan serangan kilat, merebut kota-kota Krusial mulai dari Idlib dan Aleppo pada 30 November hingga Hama pada 5 Desember dan kemudian pada Minggu (7/12), ibu kota Suriah, Damaskus dan kemudian mengambil alih sejumlah Area di Suriah.

Cek Artikel:  Sehari, 35 Nyawa Penduduk Gaza Melayang

Kemajuan pesat tersebut, yang didukung oleh unit-unit militer yang membelot, menyebabkan runtuhnya rezim Assad setelah 13 tahun perang Kerabat.

Peristiwa tersebut menandai runtuhnya rezim Partai Baath, yang telah memerintah Suriah sejak 1963. Bashar Al-Assad, pemimpin rezim Baath Suriah yang digulingkan, memutuskan mundur dari jabatannya dan melarikan diri ke Rusia.

Rusia juga turut menyatakan dukungan Kepada menjalankan proses politik yang inklusif sebagaimana amanat Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2254 yang disahkan pada 2015.

Istana Kepresidenan Rusia, yang juga dikenal sebagai Kremlin, mengonfirmasi pada Senin bahwa mantan pemimpin rezim Suriah Bashar al-Assad dan keluarganya diberi suaka oleh Rusia. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan tengah berdialog dengan Turki dan negara-negara lain di kawasan itu mengenai topik Suriah. (Ant/P-3)

Cek Artikel:  Pemimpin Eropa Resah Trump Terpilih Presiden, Khawatir Perang Dagang hingga Nasib Ukraina

Mungkin Anda Menyukai