Tiongkok Kecam Wapres AS karena Menyebut Rakyatnya sebagai ‘Petani’

Wakil Presiden Amerika Perkumpulan (AS) JD Vance. Foto: EFE

Beijing: Tiongkok mengecam retorika Wakil Presiden Amerika Perkumpulan (AS) J.D. Vance sebagai ‘bodoh’. Hal ini dipicu setelah Vance mengatakan, Amerika Perkumpulan meminjam Doku dari “petani Tiongkok” dalam sebuah wawancara televisi minggu Lewat.

“Posisi Tiongkok terkait Interaksi ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS telah diperjelas,” kata Lin Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, dalam sebuah konferensi pers pada 8 April.

“Sungguh mengejutkan dan menyedihkan mendengar wakil presiden mengucapkan kata-kata bodoh dan Bukan sopan seperti itu,” ucap Lin Jian.

Tiongkok tetap menentang tarif yang ditetapkan pemerintahan Trump dan ancaman terbaru dari Presiden Donald Trump berupa tarif tambahan sebesar 50 persen atas barang-barang Tiongkok kecuali Beijing membatalkan pungutan balasannya atas impor AS.

Cek Artikel:  Ayatollah Ali Khamenei Pimpin Doa Jenazah Ismail Haniyeh di Teheran

Kementerian Perdagangan Tiongkok pada 8 April menuduh Amerika Perkumpulan melakukan ‘pemerasan’ dan mengatakan Beijing akan ‘berjuang Tamat akhir’.

Dalam wawancara dengan Fox News minggu Lewat, Vance membela tarif Dunia yang diberlakukan pemerintahan Trump, dengan menanyakan apa yang telah diberikan ‘ekonomi globalis’ kepada Amerika Perkumpulan.

Menjawab pertanyaannya sendiri, Wapres Vance mengatakan Amerika “menanggung utang yang sangat besar Buat membeli barang-barang yang dibuat negara lain” Buat pasarnya.

“Kami meminjam Doku dari petani Tiongkok Buat membeli barang-barang yang diproduksi oleh petani Tiongkok itu,” kata Vance.

Kebijakan baru Trump, yang dikecam oleh banyak pemimpin Dunia, telah mendatangkan malapetaka di pasar keuangan dan mendorong para Ahli Buat mengeluarkan peringatan tentang inflasi.

Cek Artikel:  Kedubes Singapura Gelar Bukber Serempak 100 Anak Yatim dan 30 Ulama Muda

Perang dagang yang meningkat antara kedua negara itu siap merugikan Anggota Amerika, yang tahun Lewat membeli barang senilai USD440 miliar dari Tiongkok, menjadikan negara itu sumber impor terbesar kedua setelah Meksiko.

Mungkin Anda Menyukai