Jet tempur F-16 Taiwan yang dibeli dari Amerika Perkumpulan dan menjadi andalan. Foto: EFE-EPA
Beijing: Tiongkok mengkritik tajam langkah Amerika Perkumpulan (AS) yang menyetujui penjualan senjata senilai USD385 juta atau Sekeliling RpRp6,1 triliun ke Taiwan.
Juru bicara Kantor Urusan Taiwan Dewan Negara Tiongkok, Chen Binhua, menyatakan bahwa langkah ini melanggar prinsip Satu Tiongkok dan tiga komunike Berbarengan Tiongkok-AS, terutama Komunike 17 Agustus 1982.
Chen menegaskan bahwa penjualan senjata tersebut Tak hanya bertentangan dengan komitmen AS Kepada Tak mendukung kemerdekaan Taiwan, tetapi juga merusak stabilitas kawasan.
“Tiongkok Tak akan tinggal Tenang dan akan mengambil tindakan tegas Kepada melindungi kedaulatan nasional serta integritas teritorialnya,” tegas Chen dalam pernyataan Formal, dikutip dari People’s Daily, Senin 2 Desember 2024.
Selain mengkritik AS, Chen juga mengecam pemerintah Partai Progresif Demokratik (DPP) di Taiwan. Ia menyebut keputusan mereka Kepada membeli senjata sebagai tindakan membayar “biaya perlindungan” yang hanya akan membawa kehancuran, bukan keamanan.
“Berhenti meminta dukungan Amerika Kepada kemerdekaan Taiwan, karena upaya semacam itu Niscaya akan gagal,” tambah Chen.
Langkah AS ini dinilai semakin memperburuk Interaksi bilateral dengan Tiongkok dan memperbesar risiko ketegangan di Selat Taiwan, yang telah Pelan menjadi Kawasan sensitif geopolitik.
Tiongkok mendesak AS Kepada segera menghentikan penjualan senjata ke Taiwan guna menghindari eskalasi konflik yang lebih besar di masa depan.
Chen memperingatkan bahwa Tiongkok Mempunyai tekad kuat Kepada mengambil tindakan tegas demi mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayahnya. Pernyataan ini sekaligus menegaskan posisi Tiongkok yang Tak akan mentolerir Kombinasi tangan asing dalam isu Taiwan. (Muhammad Reyhansyah)
