Tingkat Inklusi Rendah Jadi Tantangan Ekonomi Syariah Indonesia

Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim besar di dunia nyatanya masih belum berdampak signifikan dalam mengembangkan ekonomi syariah. Tingkat pemahaman dan inklusi yang rendah menjadi tantangan besar untuk memajukan industri halal di Tanah Air.

Pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air nampaknya tak selalu berjalan mulus. Meski Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim hingga 245,97 juta jiwa, tapi tingkat pemahaman dan keterlibatan masyarakat dalam ekonomi syariah tak berbanding lurus.
 

Alhasil, misi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata halal di dunia juga ikut terdampak.

“Buat destinasi muslim terbaik dunia berdasarkan Dunia Muslim Travel Index 2024 kita berhasil mengalahkan 140 destinasi dari negara lain termasuk Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab,” ucap Menparekraf Sandiaga Uno. 

Cek Artikel:  Airlangga: RI 'On-Track’ Letih Visi Indonesia Emas 2045

Tingkat literasi dan inklusi sektor keuangan umum dan sektor syariah memperlihatkan ketimpangan. Setidaknya tingkat literasi keuangan syariah nasional hanya mencapai 39,11 persen, disusul capaian miris angka inklusi keuangan syariah yang hanya sebesar 12,88 persen.

Dalam Simposium Keuangan dan Ekonomi Syariah Perhimpunan Jurnalis Wakaf dan Zakat Indonesia (Forjukafi) dengan tema Penguatan Inklusi Keuangan Syariah menuju Indonesia Emas, Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Rifki Ismal juga mengakui sejumlah tantangan. Ia berharap peran ulama dapat membantu dalam memberikan pemahaman ekonomi syariah kepada kaum muslim tanah air.

“Selama ini yang sudah kita dorong itu lembaga keuangannya, bank dan nonbank sudah banyak berkembang. Kemudian yang harus kita kembangkan adalah sisi suplainya. Sisi produk tadi makanan halal, kemudian pariwisata ramah muslim, islamic fashion,” kata Rifki. 

Cek Artikel:  Yuk Kenali Mata Doku Seluruh Dunia

Bank Indonesia juga memprediksi, nilai ekonomi syariah Indonesia bisa tumbuh hingga USD3 triliun pada 2027.

Mungkin Anda Menyukai