Tiga Pemimpin Eropa Desak Gencatan Senjata di Gaza Segera, Minta Iran Bukan Lakukan Eskalasi

Liputanindo.id – Para pemimpin Prancis, Jerman, dan Inggris mendesak gencatan senjata segera di Gaza. Ketiga negara itu menyebut sudah tidak ada waktu dan tidak boleh ada penundaan lagi soal gencatan senjata di Jalur Gaza.

Pernyataan bersama yang dikeluarkan  Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Schilz, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer ini muncul setelah salah satu serangan Israel yang mematikan terjadi di Jalur Gaza yang terkepung dalam lebih dari 10 bulan.

“Pertempuran harus berakhir sekarang, dan semua sandera yang masih ditahan oleh Hamas harus dibebaskan. Orang-orang Gaza membutuhkan pengiriman dan distribusi bantuan yang mendesak dan tanpa batas,” demikian pernyataan bersama itu, dikutip BBC, Senin (12/8/2024).

Cek Artikel:  Telegram Minta Ampun kepada Otoritas Korea Selatan atas Kasus Deepfake Pornografi

“Bukan boleh ada pendundaan lebih lanjut,” tegasnya.

Selain mendesak adanya gencatan senjata secepatnya, petinggi tiga negara itu mendesak Iran dan sekutunya untuk menahan diri dari serangan yang bisa meningkatkan ketegangan. Ketiga pemimpin Eropa itu juga menyebut Iran akan memikul tanggung jawab besar atas tidakan yang bisa membahayakan negosiasi gencatan senjata.

“Mereka akan memikul tanggung jawab atas tindakan yang membahayakan kesempatan ini untuk perdamaian dan stabilitas. Bukan ada negara atau bangsa yang akan memperoleh keuntungan dari eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah,” kata mereka.

Di Gaza utara, serangan udara Israel pada hari Jumat menewaskan sedikitnya 93 orang di sebuah sekolah agama yang menampung warga Palestina yang mengungsi, menurut penyelamat pertahanan sipil.

Cek Artikel:  Netanyahu Singgung Soal Gaza di Depan Kongres AS, Hamas: Pidato Penuh Kebohongan!

Sejauh ini negosiasi gencatan senjata tidak berjalan lancar setelah Israel dinilai mengulur waktu untuk mencapai kesepakatan itu. Para mediator Mesir, Qatar, dan Amerika Perkumpulan pun mengundang kedua perwakilan negara pada 15 Agustus mendatang guna membicarakan kesepakatan gencatan senjata.

Mungkin Anda Menyukai