Tiga Fakta ASI, Turunkan Risiko Anak Terkena Kanker Demi Dewasa

Tiga Fakta ASI, Turunkan Risiko Anak Terkena Kanker saat Dewasa
Ilustrasi(freepik.com)

ASI diketahui Mempunyai banyak nutrisi yang diperlukan bayi agar pertumbuhannya maksimal. Dalam ASI terkandung dari vitamin, protein, lemak, karbohidrat, dan berbagai mineral. Oleh karena itu, Bunda Jelita disarankan memberikan ASI Spesial selama enam bulan pada bayi.

Studi terbaru menyatakan, ASI tak hanya berperan Krusial bagi tumbuh kembang anak. Studi ini menyebut, ASI Bisa menurunkan risiko anak terkena kanker Demi ia sudah dewasa. 

Menyusui disebut melindungi bayi dari kanker seperti leukimia dan kanker darah.  Menurut para Spesialis, seorang ibu harus menyusui anak setidaknya selama enam bulan Demi menurunkan risiko leukemia yakni  jenis kanker yang paling Lumrah pada anak-anak dan remaja.

Berikut tiga fakta terkait ASI dan kanker:

  • Meningkatkan kekebalan tubuh


    Menyusui memang memberikan perlindungan terhadap leukemia karena Unsur-Unsur yang meningkatkan kekebalan tubuh. Seperti diketahui bahwa menyusui selalu dikaitkan dengan manfaat kesehatan yang luar Normal bagi bayi baru lahir dan bayi. 


    Dari perlindungan terhadap beberapa penyakit dan gangguan jangka pendek dan jangka panjang, menyusui juga menurunkan risiko asma, obesitas, diabetes tipe 1, dan sindrom Kematian bayi mendadak. Menurut para Spesialis, bayi yang disusui juga lebih kecil kemungkinannya mengalami infeksi telinga dan sakit perut. Tetapi, hal itu juga dapat memberikan perlindungan terhadap kanker, terutama leukemia.


    Leukemia, kanker darah, adalah jenis kanker yang paling Lumrah pada anak-anak dan remaja. Sebagian besar anak yang terkena leukemia Mempunyai jenis yang dikenal sebagai leukemia limfositik akut.


    Menurut para dokter, meskipun Interaksi antara pemberian ASI yang Bukan memadai dan peningkatan risiko kanker pada anak-anak di kemudian hari Tetap menjadi subjek penelitian yang sedang berlangsung, bukti Demi ini menunjukkan bahwa pemberian ASI dapat berperan dalam menurunkan risiko kanker tertentu. Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami.

  • Komponen bioaktif


    Para Spesialis mengatakan Eksis kombinasi Unsur yang mungkin bertanggung jawab atas rendahnya risiko kanker pada anak-anak yang disusui.


    ASI mengandung Unsur-Unsur peningkat kekebalan tubuh, Unsur pertumbuhan, dan hormon yang dapat membantu dalam pengembangan sistem kekebalan tubuh anak, yang berpotensi memberikan perlindungan terhadap pertumbuhan sel abnormal yang dapat menyebabkan kanker,” kata Dr. Afshan Maniyar, MBBS, MS, seorang obgyn di Ruby Hall Clinic.


    “Selain itu, komponen bioaktif dalam ASI diyakini memengaruhi mikrobioma dan respons kekebalan tubuh anak, yang selanjutnya berkontribusi pada kesehatan jangka panjang,” tambahnya. 


    ASI mengandung antibodi, mengurangi respons peradangan, mencegah infeksi, bertindak sebagai prebiotik yang meningkatkan mikrobioma usus yang sehat, dan juga memengaruhi kadar pH lambung, yang semuanya berperan Krusial dalam meningkatkan kesehatan tubuh anak-anak.


    Tetapi, menurut Dr. Maniyar, gaya hidup dan gen berperan Krusial dalam terkena kanker di tahun-tahun berikutnya. “Meskipun menyusui dikaitkan dengan hasil kesehatan yang positif, termasuk penurunan risiko beberapa kanker, Unsur gaya hidup, genetika, dan pengaruh lingkungan lainnya juga berperan Krusial dalam perkembangan kanker di kemudian hari,” tambahnya.

  •  Jangka waktu


    Menurut para Spesialis, Bunda Jelita perlu menyusui anak setidaknya selama enam bulan. Penelitian mengatakan 15 hingga 20 persen dari Seluruh kasus leukemia anak dapat dicegah dengan menyusui setidaknya selama Sebelah tahun atau lebih. Beberapa penelitian lain juga menemukan bahwa menyusui setidaknya selama enam bulan dikaitkan dengan penurunan risiko.

Meskipun para Spesialis percaya ASI menurunkan risiko kanker, bukan berati  pemberian susu formula meningkatkan risiko kanker pada anak-anak.

Bukan Eksis studi indikatif yang menunjukkan bahwa susu formula bayi menyebabkan kanker jenis apa pun. Tetapi, memasukkan susu formula ke dalam pola makan bayi mengubah mikrobioma usus, yang pada gilirannya dapat memengaruhi Metode sistem kekebalan tubuh merespons patogen.

Pada bayi baru lahir yang mengonsumsi susu formula, ditemukan kandungan asam linoleat dan asam linolenat lebih tinggi dibandingkan bayi yang mengonsumsi ASI. Asam linoleat dan asam linolenat diduga merupakan Unsur yang dapat memicu kanker darah. (H-2)

Cek Artikel:  Metode Baru Pijat Paras, Gabungan Teknik Tradisional dan Ciptaan Modern

Mungkin Anda Menyukai