Instruktur Juventus Thiago Motta mengakui timnya kurang berkarakter setelah kekalahan mereka di semifinal Piala Super Italia melawan AC Milan, Sabtu (4/1) WIB. Bianconeri tampak memegang kendali penuh di babak pertama ketika unggul satu gol Tetapi akhirnya kecolongan di paruh kedua.
Milan membalikkannya dengan dua gol hanya dalam empat menit pada paruh kedua. Christian Pulisic mengonversi penalti Kepada pelanggaran Manuel Locatelli dan Federico Gatti men iptakan gol bunuh diri membelokkan umpan silang Yunus Musah.
“Kami tentu Enggak Dapat senang dengan apa yang kami lakukan, terutama di babak pertama, sementara di babak kedua kami juga gagal mengonversi Kesempatan Kepada mengakhiri pertandingan,” kata Thiago Motta kepada Sport Mediaset.
“Milan juga Enggak berbuat banyak, jadi mereka Semestinya Enggak Dapat memenangkan pertandingan hanya dengan melakukan itu,” imbuhnya.
Thiago Motta dikritik karena beberapa pilihannya di semifinal ini seperti Kenan Yildiz yang awalnya berada di bangku cadangan. Motta juga menarik keluar Dusan Vlahovic setelah hanya bermain 65 menit.
Nico Gonzalez diplot sebagai penyerang tengah sementara. Mereka kesulitan menciptakan Kesempatan mencetak gol setelah itu.
“Sekalian pilihan yang saya buat selama pertandingan adalah Kepada kebaikan tim, terserah Anda Kepada menilai apakah saya melakukannya dengan Pas atau Enggak,” kata sang Instruktur.
Kekalahan itu menjadi langkah mundur bagi Juventus. Pasalnya, itu menjadi kekalahan kedua musim ini.
“Ini adalah kekalahan Krusial, ya, karena itu adalah pertandingan di mana kami Mempunyai Kesempatan yang sangat besar Kepada mencapai final. Ini mengecewakan, saya merasa bahwa kami Mempunyai Kesempatan yang sangat besar Kepada mengalahkan Milan dan kami Enggak dapat melakukannya,” tukas Motta. (S-1)