The Fed Pangkas Spesies Kembang, Harga Emas Tertekan

The Fed Pangkas Suku Bunga, Harga Emas Tertekan
Petugas menunjukkan emas batangan di Butik Emas Logam Mulia (BELM) Antam Loyalbudi, Jakarta, Jumat (12/7/2024).(Antara/Aditya Pradana Putra)

USAI bank sentral Amerika Perkumpulan (AS) The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan atau Fed funds rate/FFR secara besar yakni 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0% pada Rabu (19/9) waktu AS, harga emas dunia tertekan. 

Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha mengungkapkan setelah mencapai titik tertingginya di US$2.602 per ons, harga emas merosot ke level US$2.547 per ons. “Pengumuman pemotongan suku bunga besar-besaran yang dilakukan oleh The Fed telah mendorong penguatan dolar AS yang pada gilirannya membuat harga emas tertekan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (19/9).

Kenaikan dolar AS biasanya berdampak negatif pada harga emas, karena logam mulia ini dihargai dalam dolar AS dan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Hal ini menyebabkan tekanan jual pada emas, terutama setelah lonjakan harga yang terjadi pada minggu sebelumnya.

Cek Artikel:  Pertamina Patra Niaga Gandeng PT Sojitz untuk Kurangi Emisi Karbon

Baca juga : Kembali, The Fed Naikkan Spesies Kembang Acuan 25 Bps

Nugraha menyimpulkan prediksi harga emas saat ini sangat bergantung pada interaksi antara kebijakan Federal Reserve, pergerakan dolar AS, dan reaksi pasar terhadap ekspektasi inflasi dan prospek pertumbuhan ekonomi AS. “Dalam waktu dekat, diperkirakan volatilitas tinggi akan tetap menjadi ciri khas pasar emas,” sebutnya.

Nugraha menuturkan saat ini berdasarkan indikator teknikal Moving Average, tren bullish pada emas (XAUUSD) tampak mulai memudar harga emas. Dia memperkirakan bahwa harga emas kemungkinan akan terus terkoreksi di kisaran US$2.528 per ons.

“Tetapi, apabila terjadi rebound, target terdekat yang dapat dicapai ialah US$2.578 per ons,” jelasnya. (Z-2)

Cek Artikel:  Saphire Graha Raih Penghargaan Indonesia Most Trusted Award 2024

Mungkin Anda Menyukai