PERGANTIAN musim, dari kemarau ke musim hujan sering kali memengaruhi kesehatan banyak orang. Kondisi cuaca yang berubah-ubah, suhu yang Tak Kukuh, dan kelembapan yang meningkat dapat memicu berbagai gangguan kesehatan, mulai dari flu hingga demam berdarah.
Oleh karena itu, Krusial Demi mengetahui penyakit yang sering muncul di musim pancaroba dan langkah pencegahannya.
Menurut studi dalam jurnal Viruses (2016), risiko infeksi virus, termasuk influenza, meningkat di cuaca yang lebih dingin dan kering. Virus influenza menyebar Segera dan dapat menginfeksi melalui selaput lendir di hidung dan tenggorokan. Selama musim pancaroba, sistem kekebalan tubuh cenderung melemah, meningkatkan risiko tertular flu, apalagi ketika aktivitas lebih banyak dilakukan di dalam ruangan, yang memperbesar Kesempatan penularan virus melalui udara.
Flu memang penyakit yang Tak begitu parah, Tetapi cukup mengganggu aktivitas sehari-hari. Demi mencegah flu, konsumsilah makanan bergizi, cukup istirahat, minum air putih, tambahkan asupan vitamin Demi kekebalan tubuh, dan pertimbangkan Demi mengambil vaksin flu.
-
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Penyakit ISPA menyerang saluran pernapasan akibat infeksi virus atau bakteri. Penyakit ini Dapat menular melalui udara atau dari benda yang terkontaminasi. Gejalanya meliputi batuk, demam, pilek, sakit kepala, nyeri tenggorokan, sesak napas, dan terkadang sinusitis (pilek, demam, nyeri Persona). Beberapa penyakit yang masuk dalam kategori ISPA Ialah sinusitis, batuk pilek, pneumonia, radang tenggorokan akut (faringitis), COVID 19, dan laringitis akut.
Musim pancaroba memperburuk risiko ISPA akibat perubahan cuaca yang ekstrem. Pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan mencuci tangan secara teratur, menghindari merokok, membatasi kontak tangan dengan Persona, terutama area hidung dan mulut, mengonsumsi makanan kaya serat, mengonsumsi vitamin, serta rutin berolahraga. Kalau gejala memburuk, sebaiknya konsultasi ke dokter Demi mendapatkan Penaksiran dan pengobatan lebih lanjut.
-
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau dikenal dengan demam berdarah atau dengue, adalah penyakit musiman yang rentan terjadi Demi musim hujan mulai datang, di mana telur nyamuk Aedes aegypti menetas lebih banyak. Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk yang sebelumnya menggigit penderita terinfeksi, dan virus ini berkembang dalam tubuh nyamuk selama 8-12 hari sebelum Dapat menular ke Sosok.
Gejala awal pada fase pertama meliputi demam tinggi yang mendadak, nyeri di belakang mata, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, dan terkadang ruam merah. Pada fase kritis, biasanya pada hari ketiga hingga hari ketujuh, suhu tubuh menurun, tetapi risiko pendarahan meningkat. Dalam kasus parah, pasien Dapat mengalami pendarahan internal, penurunan tekanan darah, dan kelelahan ekstrem.
Pencegahan penyebaran DBD dapat dilakukan dengan langkah 3M Plus: Menguras tempat penampungan air, Menutup wadah penyimpanan air, dan Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Pertimbangkan juga vaksinasi dengue dan segera ke fasilitas kesehatan Kalau gejala muncul. Pada daerah yang sudah ditemukan kasus DBD, biasanya pemerintah setempat melakukan fogging memutus rantai penularan penyakit DBD.
Chikungunya disebabkan oleh virus CHIKV yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Serupa dengan DBD, penyakit ini menyebar Demi nyamuk menggigit orang yang terinfeksi. Gejalanya meliputi demam mendadak, nyeri sendi, sakit kepala, nyeri otot, radang sendi, mata merah, mual, muntah, dan ruam makulopapular (ditandai dengan area merah pada kulit yang ditutupi dengan tonjolan tinggi).
Sama seperti upaya pencegahan DBD, mencegah penularan Chikungunya Ialah dengan 3M Plus, Menguras tempat penampungan air, Menutup wadah penyimpanan air, dan Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Selain itu, Dapat juga dengan menggunakan lotion anti-nyamuk, mengenakan Pakaian panjang, dan menghindari bepergian ke daerah yang tengah mengalami wabah chikungunya.
Gejala diare ditandai dengan frekuensi Buang Air Besar yang meningkat disertai dengan konsistensi tinja yang encer, yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Di musim pancaroba, penyakit diare lebih sering terjadi karena infeksi virus seperti rotavirus. Hal ini dikarenakan sanitasi yang kurang higienies, dimana air yang dikonsumsi terinfeksi virus.
Metode mencegah terjadinya diare, adalah dengan memastikan air yang dikonsumsi Akurat-Akurat matang. Pastikan air minum telah dimasak Tiba matang, termasuk hindari konsumsi sayuran dan buah mentah, kecuali yang Dapat dikupas. Selain itu, sering-sering lah cuci tangan dengan Kudus, Demi menghindari penyebaran virus dan bakteri melalui tangan.