Terungku Ijazah Imitasi

BENARKAH mantan Presiden Joko Widodo ialah seorang lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada? Asli atau palsukah ijazah dia? Itulah pertanyaan yang sebenarnya sudah Lamban mengemuka, tapi belakangan kembali mengharu biru negeri ini?

Gelar insinyur atau Ir yang Lazim mengawali penulisan nama lengkap Joko Widodo Lanjut dipersoalkan. Terdapat yang menuding bahwa dia sebenarnya bukan tukang insinyur. Banyak yang Tentu Presiden Ke-7 RI itu sejatinya bukanlah alumnus UGM. Bukan sedikit yang hakulyakin, ijazahnya Imitasi, hasil rekayasa. Pun dengan skripsinya.

Tuduhan itu, keyakinan itu, pun bukan hal baru. Salah satu yang paling getol mempermasalahkannya ialah Bambang Tri. Pada 3 Oktober 2022, Bambang bahkan mengajukan gugatan ke PN Jakarta Pusat terkait dengan dugaan penggunaan ijazah Imitasi dalam proses pencalonan Jokowi pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019. Tetapi, gugatan tersebut dicabut. Bambang Tri malah menjadi tersangka dengan delik ujaran kebencian dan penyebaran Informasi Dusta di media sosial. Berbarengan Sugi Nur Rahardja, dia divonis enam tahun penjara pada April 2023.

Setelah dua tahun tenggelam, dugaan ijazah Imitasi Jokowi kembali menjadi isu yang kian menjadi. Bukti-bukti yang disodorkan para penggugat semakin kuat. Mereka melatari keyakinan secara ilmiah. Argumentasinya berbasis ilmu pengetahuan. Salah satunya Rismon Sianipar.

Rismon ialah Ahli digital jebolan teknik elektro UGM. S-1 dan S-2-nya didapat dari ‘Kampus Biru’ itu. Lewat, dia meraih titel master of enggineering (M Eng) dan doctor of engineering (Dr Eng) di Universitas Yamaguchi, Jepang. Sekalian ijazahnya dijamin Asli.

Cek Artikel:  Menyudahi Soal-soal

Terdapat pula KRMT Roy Suryo Notodiprojo atau Roy Suryo. Roy juga lulusan UGM. Dia Ahli telematika dan pernah menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga RI. Sejumlah orang lain juga menggugat keabsahan ijazah Jokowi. Sebagian dari mereka berlatar belakang akademis yang meyakinkan. Bahkan, sebagian merupakan alumni UGM.

Berbeda dengan Bambang Tri yang dulu sendirian, gerakan menuntut ijazah Asli Jokowi kali ini kiranya lebih berbunyi. Selain dilakukan oleh banyak orang, basis ilmiah yang dijadikan senjata perlawanan mereka tak Dapat dipandang ringan. Metode Rismon mengupas detail skripsi dan ijazah Jokowi seperti penggunaan jenis huruf yang melampaui Era dan Bukan adanya lembar pengesahan dosen penguji ialah serangan tak main-main.

Ihwal foto Jokowi yang berkacamata di ijazah yang beredar pun tak gampang Demi diyakinkan sebagai kewajaran. Demikian halnya dengan beda ejaan nama dosen pembimbing skripsi Jokowi atau Dekan Fakultas Kehutanan Prof Dr Ir Achmad Sumitro, tetapi ditulis Achmad Soemitro.

Saking yakinnya, Rismon berani menyebut ijazah Jokowi 100 miliar persen Imitasi. Benarkah? UGM membantah. Jokowi menepis. Dia bilang, tuduhan ijazah Imitasi itu fitnah murahan yang Lanjut diulang-ulang.

Cek Artikel:  Kades Mbelgedes

Kalau begitu, siapa yang Cocok? Salah satu Niscaya salah. Entah yang menuduh atau UGM dan Jokowi. Kiranya butuh waktu lebih Lamban Kembali Demi mengetahuinya. Ketika menerima perwakilan massa yang menggeruduk pada Senin (15/4), pihak UGM kukuh dalam pendirian, tapi ogah unjuk bukti. Arsip hanya akan diperlihatkan Kalau Terdapat perintah pengadilan.

Jokowi sami mawon. Kata tim pengacaranya, ijazah Asli hanya akan ditunjukkan Kalau Terdapat perintah pengadilan. Begitulah pertanyaan yang semestinya sangat mudah dijawab, tapi sangat sulit diselesaikan. Barangkali polemik ini akan berakhir Kalau Jokowi mau menunjukkan ijazah aslinya, tapi dia lebih memilih jalur hukum. Itu pilihannya, kita hormati, meski akan lebih terhormat Kalau sebagai mantan pemimpin bangsa dia berjiwa besar. Apa susahnya memperlihatkan ijazah Asli agar perdebatan secepatnya reda, supaya kita tak Lanjut terterungku isu ijazah Imitasi.

Tetapi, penyelesaian secara hukum juga Terdapat baiknya. Di situlah nanti diuji siapa yang Cocok, siapa yang berbohong, siapa yang membual, siapa yang menipu. Di situlah nanti adu kebenaran secara saintifik Sebaiknya leluasa mendapatkan tempat. Syaratnya, hakim betul-betul pemberi keadilan, bukan pencari Doku dengan menggadaikan kebenaran. Di negeri ini, wakil Tuhan memang Dapat menjelma jadi utusan setan. Mengkhawatirkan. Akan tetapi, kata Tan Malaka, secepat apa pun kebohongan berlari, kebenaran akan mengejarnya jua.

Hingga detik ini, kita tak Dapat memastikan ijazah Jokowi Imitasi. Yang Niscaya, negeri ini Lanjut disesaki dengan yang Imitasi-Imitasi. Doku Imitasi, obat Imitasi, skincare Imitasi, pertamax Imitasi, gelar Imitasi. Jangan lupakan juga janji-janji Imitasi.

Cek Artikel:  Peneliti atau Gali

Sulit Demi membayangkan Kalau ijazah Jokowi memang Imitasi. Tetapi, itu bukannya Bukan mungkin terjadi. Memalukan memang, tapi sejumlah pemimpin negara pernah melakukan hal serupa. Nama seorang Menteri Pertahanan Jerman, Baron Karl-Theodor Maria Nikolaus Johann Jacob Philipp Franz Joseph Sylvester Buhl-Freiherr von und zu Guttenberg, sudah sangat panjang. Tetapi, pada 2006 dia memutuskan Demi menambah gelar ‘Dr’ studi S-3 hukum University of Beyrouth. Nyatanya, dia telah memplagiasi banyak bagian dalam disertasinya. Dia Lewat mundur.

Mantan PM Rumania Victor Ponta pernah dituding melakukan plagiarisme akademik tak Lamban setelah menjabat pada 2012. Disertasi Presiden Rusia Vladimir Putin pada 1997 juga menghadapi tudingan serupa, tetapi dia tak pernah menggubrisnya. Pun dengan eks Presiden Ukraina Victor Yanukovych yang gelar doktor dan profesornya digugat banyak kalangan.

Saya bukan pendukung Pak Jokowi. Sulit bagi saya Demi memercayainya sejak Lamban. Akan tetapi, Demi perkara yang satu ini, saya punya asa apa yang dikatakan Cocok adanya. Saya berharap ijazahnya memang Asli, Cocok-Cocok Asli, bukan aspal: Asli, tapi Imitasi. Apa kata dunia kalau ijazahnya Imitasi, hasil menipu? Ia akan menjadi sebesar-besarnya aib. Betapa malunya bangsa ini pernah punya pemimpin seperti itu.

 

Mungkin Anda Menyukai