Ternak Jangkrik di Lebak Pandai Raup Pendapatan Rp6 Juta Per Bulan

Liputanindo.id LEBAK – Sejumlah peternak jangkrik di Kabupaten Lebak, Banten mampu menumbuhkan ekonomi keluarga dengan pendapatan rata-rata Rp6 juta per bulan.

 “Kami sejak setahun menggeluti usaha ternak jangkrik hingga kini dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga,”kata Sunardi (50) warga Bojong Apus Kalanganyar Kabupaten Lebak, Sabtu (24/2/2024).

 Para peternak jangkrik di wilayahnya sekitar 15 orang dan masih menjadi usaha sampingan.

 Mereka umumnya para pembudidaya jangkrik itu beragam profesi mulai pedagang, buruh bangunan, petani, pengemudi angkutan hingga pegawai aparatur sipil negara.

 “Saya sendiri sebagai pedagang cingcau keliling sangat terbantu ekonomi keluarga dari hasil usaha sampingan ternak jangkrik bisa menghasilkan Rp6 juta/bulan,” katanya.

 Begitu juga peternak jangkrik lainnya,Agus (45) mengatakan dirinya menggeluti peternak jangkrik itu karena pendapatan usaha pengemudi angkutan tampak lesu juga terkadang pulang tidak membawa uang.

Cek Artikel:  UOB Indonesia Siap Kurangi Pembiayaan Sektor Batu Bara

 Demi itu, dirinya merintis usaha ternak jangkrik dengan membuat sebanyak empat kotak bok dan menghasilkan produksi 120 kilogram per bulan.

 Dari 120 kilogram itu dijual ke pedagang pengecer burung Rp50 ribu/kg, sehingga dikalkulasikan bisa menghasilkan pendapatan Rp6 juta/bulan.

 “Kami bisa meraup keuntungan bersih sekitar Rp5 juta/ bulan setelah dipotong biaya produksi Rp1 juta,”katanya menjelaskan.

Ketua Grup Usaha Jangkrik Kabupaten Lebak Suherman mengatakan saat ini para peternak jangkrik di daerah ini tumbuh dan berkembang, karena permintaan pasar cukup tinggi, bahkan memasok ke wilayah Serang, dan Tangerang.

Para peternak jangkrik ada  sekitar 30 anggota tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Cibadak dan Kalanganyar

“Mereka mengembangkan usaha budidaya jangkrik dengan memanfaatkan ruangan kamar untuk menyimpan kotak-kotak bok untuk produksi jangkrik,” katanya dikutip Antara.

Produksi jangkrik itu mulai penetasan telur hingga sampai produksi membutuhkan waktu selama 30 hari.

Cek Artikel:  Tingkatkan Digitalisasi untuk Percepatan Pertumbuhan Sektor UMKM Nasional

 Mereka mengembangkan ternak jangkrik itu, selain biaya produksi relatif kecil juga keuntungan cukup menggiurkan.

 “Kami mendorong para peternak jangkrik terus meningkatkan produksi, meski usaha itu masih menjadi pendapatan ekonomi sampingan,” kata Suherman. (HAP)

Mungkin Anda Menyukai