PT Pupuk Indonesia (Persero) mengerahkan 100 karyawan untuk melaksanakan program Ajang Kolaborasi Seluruh Insan (AKSI) di Dieng Kulon, Banjarnegara, Jawa Tengah. Tujuannya untuk melihat dan memastikan dampak program yang optimal, tak sekadar bagi masyarakat dan lingkungan, melainkan juga perusahaan.
Program AKSI merupakan bagian dari wujud tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang berfokus pada penciptaan nilai bersama atau creating shared value (CSV).
Direktur Sumber Daya Sosok (SDM) Pupuk Indonesia Tina T Kemala Intan mengatakan, melalui AKSI, karyawan tidak semata bertugas untuk memperoleh pendapatan dan mencari keuntungan, tetapi juga memperhatikan masyarakat dan lingkungan yang berkaitan dengan bisnis perusahaan, serta mendapatkan manfaat dari Pupuk Indonesia.
Baca juga : Apresiasi Kinerja, Pegadaian Berangkatkan Karyawan Terbaik untuk Wisata Religi
“Hal ini sejalan dengan arahan dari Kementerian BUMN untuk memperhatikan dan memberikan manfaat bagi lingkungan, terutama terkait dengan pendidikan dan peningkatan kompetensi masyarakat setempat,” tuturnya seperti dikutip dari siaran pers, Selasa (1/10).
Pemilihan Desa Dieng Kulon sebagai lokasi sasaran inisiatif AKSI didasari oleh potensi pertanian lokal, dengan luas lahan pertanian komoditas kentang mencapai 163.000 hektare (Ha), 23 usaha pertanian pangan, 593 usaha hortikultura, 99 usaha peternakan, 34 usaha kehutanan, 4 usaha perkebunan, dan 1 usaha perikanan.
Selain itu, jumlah populasi usia produktif yang mencapai lebih dari 2.000 penduduk pun dapat menjadi penggerak bagi perekonomian lokal jika mampu berdaya secara optimal. Karenanya, kata Tina, program AKSI yang tersebar dalam empat fokus yaitu pertanian, pendidikan, lingkungan, dan sosial diharapkan dapat memberikan manfaat optimal bagi komunitas sekitar.
Baca juga : Berikan Akibat Pada Bingungkatan Kualitas Tenaga Kerja Indonesia
Program tersebut tak hanya menargetkan terciptanya dampak positif kepada masyarakat, namun juga nilai bagi perusahaan. Buat itu, program AKSI juga berkolaborasi dengan 24 stakeholder yang terdiri dari pemerintah, petani, distributor, hingga anak perusahaan guna menciptakan ekosistem yang terintegrasi dengan rantai nilai perusahaan.
“Melalui strategi ini, para petani lokal dapat meningkatkan produktivitas mereka melalui ketersediaan pupuk di berbagai kios terdekat, hingga pengelolaan limbah organik yang dapat memberikan nilai ekonomi tambah,” jelas Tina.
Dia menambahkan, program AKSI juga merupakan pengembangan dari program Social Tour Dambaan (Akibat Berkualitas Berkelanjutan) yang sukses dilaksanakan di 2023 dan mendapat dukungan positif dari masyarakat. Bahkan program itu juga meraih penghargaan Platinum Anugerah Bisnis Indonesia Social Responsibility Awards (BISRA) 2024.
Baca juga : Usut Kasus Penyiksaan Karyawan, Polisi Sita Arsip Perusahaan Animasi di Jakpus
Pahamn ini, kata Tina, program AKSI mengembangkan sayapnya untuk membantu peningkatan ekonomi dan kepedulian lingkungan masyarakat. “Kami berharap AKSI tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek saja, namun juga dapat mengajak petani untuk memperhatikan hal-hal seperti itu sehingga terciptanya pertanian berkelanjutan yang menguntungkan bagi pelaku pertanian, dan juga perusahaan,” kata dia.
Lebih jauh, Tina mengungkapkan, Pupuk Indonesia telah merancang dan menargetkan program AKSI agar dapat membantu terciptanya kemandirian Badan Usaha Punya Desa (BUM-Des), dan dapat direplikasi di daerah lain pada 2025.
Sementara itu Koordinator TJSL Kementerian BUMN Hera Zera berharap ada replikasi program serupa di daerah lain. Kementerian BUMN, lanjutnya, berharap kegiatan itu dapat memberikan dampak positif dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama di bidang pendidikan, lingkungan dan ekonomi.
“Itu semuanya sesuai dengan kegiatan AKSI. Hal yang penting adalah creating shared value, terdapat feedback yang diberikan oleh masyarakat kepada Pupuk Indonesia secara langsung maupun tidak langsung, seperti pemberian modal kerja serta pendampingan oleh PI Grup. Kami yakin kalau keberhasilan ini bisa memberikan nilai yang bagus, tentu akan diadopsi di daerah lain untuk diinisiasi kembali,” jelasnya. (J-3)