BEBERAPA hari ke belakang sejumlah wilayah mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Padahal, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan baru akan dimulai pada Oktober 2024.
Menyaksikan hal itu, Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Penemuan Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menyatakan, hujan yang timbul di musim kemarau disebut dengan pseudo rainfall.
:Pseudo adalah peningkatan hujan sedemikian rupa selama berhari-hari yang menyebabkan orang menyangka sudah awal dari musim hujan. Padahal sebenernya kan enggak,” kata Erma saat dihubungi, Selasa (10/9).
Baca juga : Perubahan Iklim Perparah Intensitas Cuaca Ekstrem
Ia menjelaskan, yang dinyatakan awal musim hujan ialah harus dibuktikan oleh konsistensi hujan selama tiga dasarian berturut-turut, yakni terjadi hujan selama 30 hari.
“Sementara pseudo ada hujan berhari-hari tapi tidak konsisten turun terus, ada hari-hari basah yg terjadi berturut-turut, ini yang disalahartikan petani misalkan menentukan awal musim tanam karena dia gak punya data,” beber dia.
Erma pun menyatakan bahwa perilaku musim saat ini bisa bergeser karena adanya gangguan cuaca skala luas. Ia pun menyatakan, pseudo rainfall dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, salah satunya perubahan iklim.
“Tentu harus diteliti apakah ini dampak perubahan iklim. Tetapi ketidakteraturan dan pergeseran musim tentu merupakan dampak dari perubahan iklim,” pungkas Erma. (Z-9)