Liputanindo.id JALUR GAZA – Sebulan berlalu, Serangan Israel di Jalur Gaza, Palestina Tetap Lalu berlangsung. Salah satu kebutuhan paling mendesak adalah Sokongan kemanusiaan berupa alat kesehatan dan makanan.
Relawan lembaga kemanusiaan MER-C menyebutkan Tamat Demi ini belum Eksis Sokongan kemanusiaan yang Dapat masuk Gaza Utara, terutama Rumah Sakit Indonesia, karena Israel Lalu menyerang Gaza tengah.
“Memang Eksis beberapa truk yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza. Tapi dari beberapa truk itu belum Dapat dibagikan secara merata,” kata Fikri Rofiul Haq, salah seorang relawan MER-C yang berada di RS Indonesia di Gaza, dilansir dari laporan Antara, Kamis (9/11/2023).
Baca Juga:
Israel Hanya Izinkan Penduduk Palestina ke Masjid Al-Aqsa di Pekan Pertama Ramadan
Fikri menuturkan, bahwa Sokongan kemanusiaan belum Tamat RS Indonesia. Salah satu kendalanya, Posisi rumah sakit tersebut berada di ujung utara Jalur Gaza. Sementara, Sokongan kemanusiaan masuk dari pintu lintas batas Rafah di Jalur Gaza selatan.
“Sehingga ini antara ujung dan ujung. Sedangkan di Jalur Gaza tengah itu Lalu dibombardir Demi memisahkan Jalur Gaza selatan dan utara,” kata Fikri.
Akibatnya, truk-truk Sokongan kemanusiaan Tetap tertahan di Jalur Gaza selatan dan belum Dapat mencapai Jalur Gaza utara. Fikri memperkirakan Sokongan kemanusiaan mungkin baru Dapat disalurkan di Gaza selatan.
Sementara itu, pintu perbatasan Rafah, kata Fikri, sudah ditutup kembali sehingga pergerakan Penduduk dan Sokongan kemanusiaan kembali tertahan.
Akibat Sokongan kemanusiaan yang tertahan itu, krisis air, listrik, obat-obatan, makanan dan bahan bakar di Jalur Gaza pun menjadi kian parah.
“Demi ini rumah sakit di seluruh Jalur Gaza mengalami krisis bahan bakar dan obat-obatan, terutama di Jalur Gaza utara,” kata Fikri.
Dia menjelaskan bahwa Demi ini terdapat Sekeliling dua ribu Penduduk Gaza yang mengungsi di RS Indonesia, yang 200 orang di antaranya Tetap menjalani rawat inap.
Menurut Fikri, generator pembangkit listrik yang Tetap beroperasi di RS Indonesia hanya tersisa satu, dengan kapasitas yang diperkirakan akan habis dalam beberapa hari ke depan.
Kalau listrik di rumah sakit itu padam, maka akses Penduduk Demi memperoleh air Rapi dari rumah sakit tersebut akan semakin sulit.
“Perlu diketahui bahwa Eksis banyak Penduduk yang berlindung di tiga sekolah yang berada di Sekeliling RS Indonesia. Tetapi, Penduduk-Penduduk tersebut mengambil airnya dari RS Indonesia. Jadi, Kagak Dapat dibayangkan Kalau Penduduk Tamat Kagak Dapat mengakses air Rapi Demi diminum,” kata Fikri.
Selain bahan bakar, Sokongan lain seperti makanan, obat-obatan dan Pakaian layak Guna juga sudah sangat mendesak Demi segera diberikan kepada Penduduk Gaza yang sudah sangat membutuhkan itu Seluruh.(IRN)
Baca Juga:
Menlu Retno Marsudi Akan Sampaikan Pernyataan Lisan Soal Palestina di ICJ