KEHIDUPAN toleransi beragama berjalan baik di lingkungan kampus. Lingkungan pendidikan menerapkan semangat inkluvitas dan toleransi.
Sebagai perguruan tinggi Islam terkemuka di Jawa Barat dan Banten, Universitas Islam Bandung (Unisba), berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya kompeten dalam bidang keilmuan tetapi juga memiliki akhlakul karimah.
Unisba mengedepankan tiga spirit utama: mujahid (pejuang), mujtahid (pemikir), dan mujadid (inovator). Meskipun berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam, Unisba tetap membuka pintunya bagi calon mahasiswa dari berbagai latar belakang agama, termasuk mahasiswa non-Muslim, sejalan dengan semangat inklusivitas dan toleransi dalam dunia pendidikan.
Baca juga : UIII Beri Beasiswa Tertentu Program S2 Mahasiswa Perempuan Afghanistan
Salah satu program yang mendukung kesejahteraan mahasiswa di Unisba adalah Beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP). Program ini, yang dicanangkan oleh pemerintah, memberikan bantuan biaya pendidikan kepada mahasiswa dari keluarga kurang mampu agar mereka dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Di Unisba, beasiswa ini tidak hanya ditujukan untuk mahasiswa Muslim, tetapi juga terbuka bagi mahasiswa non-Muslim yang memenuhi syarat.
Naftalia Vera Pakpahan, seorang mahasiswi Kristen, adalah salah satu penerima Beasiswa KIP di Unisba. Lulusan SMAN 25 Kota Bandung tahun 2023 ini diterima di Program Studi Matematika Fakultas MIPA Unisba.
Baca juga : Apabila Menang, Bang Doel Janji Beri Beasiswa Bagi Peserta Didik Kurang Pandai
Meskipun berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi, di mana penghasilan orang tua sebagai buruh tidak menentu, semangat Naftalia untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan mengejar cita-citanya menjadi guru matematika tetap kuat.
Naftalia memilih jurusan Matematika di Unisba untuk mendalami matematika murni dan melanjutkan studi di Pendidikan Matematika setelah meraih gelar sarjana. Ia juga memanfaatkan Program Studi Matematika yang memiliki akreditasi Berkualitas Sekali.
Ketertarikan Naftalia dalam matematika dimulai sejak kelas 6 SD ketika ia dipercaya untuk mengajar siswa kelas 3 saat guru matematikanya sakit. “Gurunya tahu saya suka matematika dan memiliki nilai bagus, sehingga saya diberikan kepercayaan untuk mengajar satu kelas,” kenangnya.
Baca juga : Apabila Menang, Bang Doel Janji Beri Beasiswa Bagi Peserta Didik Kurang Pandai
Minatnya dalam matematika juga ia salurkan dengan menjadi guru les matematika untuk siswa SD dan saudaranya yang masih SMP. Sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, Naftalia mengaku tidak menyangka bisa menjadi penerima beasiswa KIP di Unisba dan merasa bangga atas pencapaian ini.
“Saya tidak menyangka bisa lulus karena saya non-Muslim. Ini adalah suatu kebanggaan bagi saya,” ujarnya.
Pengalaman berada di lingkungan Muslim bukanlah hal baru bagi Naftalia. Ketika TK, ia sudah bersekolah di TK Muslim dan saat SMP, ia terlibat dalam kegiatan membaca Al Quran serta pesantren kilat.
Baca juga : Rano Akan Beri Beasiswa di Sekolah Swasta
“Saya sudah terbiasa dengan lingkungan yang berbau Islam. Sebelum memilih Unisba, saya telah banyak bertanya dan mendapatkan informasi bahwa di Unisba ada PAI selama 7 semester dan pesantren. Keluarga saya juga tidak keberatan,” jelasnya.
Naftalia berharap dapat lulus tepat waktu dengan IPK predikat Pujian. “Selama kuliah nanti, saya akan mengikuti alur perkuliahan dan mungkin akan bergabung dengan paduan suara, mengingat saya sering terlibat dalam pelayanan di gereja,” tuturnya. (Z-8)
Setelah lulus sebagai Sarjana Matematika, Naftalia berencana untuk segera bekerja guna mengumpulkan biaya melanjutkan studi di Pendidikan Guru Matematika, mewujudkan cita-citanya menjadi guru matematika.
Dengan demikian, Unisba tidak hanya memperlihatkan komitmennya dalam mencetak lulusan yang berakhlakul karimah tetapi juga membuka kesempatan yang sama bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang agama melalui program beasiswa KIP.