Terapi Pil KB Demi Remaja Ganggu Kesuburan, Mitos atau Fakta

Terapi Pil KB untuk Remaja Ganggu Kesuburan, Mitos atau Fakta?
Ilustrasi PIL KB.(Dok. Freepik)

TERAPI pil KB bagi remaja kerap direkomendasikan dokter Demi dilakukan, misalnya Demi mengatasi PCOS. Tetapi, tak sedikit yang khawatir penggunaan pil KB pada remaja Dapat berdampak Enggak baik dalam jangka panjang, seperti mengganggu tingkat kesuburan. Padahal, hal itu Enggak terbukti, dan hanya sebuah mitos.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis fertilitas endokrinologi reproduksi dari Universitas Indonesia, Mila Maidarti mengatakan terapi pil KB Demi mengatasi PCOS pada remaja Perempuan Enggak akan mengganggu atau menurunkan kesuburan dan Membangun rahim menjadi kering.

“Pil KB boleh diberikan seumur hidup, pil KB Enggak menurunkan kesuburan, kalau di stop kesuburan akan kembali Enggak Membangun rahim kering,” kata Mila dalam Percakapan mengenai PCOS di Jakarta, Jumat, (27/9).

Cek Artikel:  9 Kebiasaan Pagi Hari yang Pandai Memperpanjang Umur

Baca juga : Ini Peran Krusial Vitamin D Demi Kesehatan Reproduksi

Mila mengatakan, terapi pil KB biasanya diberikan pada remaja yang mengalami gejala PCOS Demi memperbaiki siklus menstruasi Sembari menata kembali gaya hidup sehat seperti menurunkan berat badan.

Pil KB biasanya diberikan tiga bulan pertama Tiba Eksis perubahan berat badan dan gula darah. Apabila anak Perempuan akan menikah, pil KB akan dihentikan agar Dapat hamil.

“Kalau sudah terkontrol gaya hidupnya boleh stop, kalau belum terkontrol dilanjutkan, tapi kalau nggak juga Tiba dia mau menikah maka motivasinya harus kuat karena Eksis anak yang diinginkan, biasanya saya coba stop dulu pil KB-nya,” kata Mila.

Cek Artikel:  Menyusui Dapat Menekan Risiko Kanker Payudara

Baca juga : Gunakan Bahasa Sederhana dan Alat Bantu, Metode Sampaikan Pendidikan Seksual pada Anak

Pil KB setelah Melahirkan

Dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan Perempuan yang PCOS setelah melahirkan, siklusnya akan kembali Enggak teratur. Maka itu dibutuhkan modifikasi gaya hidup Demi mempertahankan siklus, karena pil KB biasanya Enggak diberikan Ketika masa menyusui.

Mengonsumsi pil KB Ketika menyusui dikhawatirkan akan Membangun ASI kering, maka ibu yang menyusui disarankan Demi olahraga dan memperbanyak protein Demi hasil ASI yang Berkualitas. Sementara terapi konsumsi metformin Lagi pada penelitian terbaru disarankan Enggak diberikan karena dikhawatirkan anak-akan obesitas, sehingga diganti dengan mengurangi makanan manis Demi mengontrol resistensi insulin.

Cek Artikel:  Makanan Olahan Berbasis Tanaman Rupanya Berisiko Buat Jantung dan Kesehatan

“Kalau mau hamil Tengah harus kembali Tengah ke treatment awal, kalau PCOS Metformin dilanjutkan Demi resistensi insulin tapi penelitian terbaru dikhawatirkan anaknya obesitas makanya kita enggak berikan, kita coba dengan makan nggak terlalu manis-manis,” katanya.

Mila mengatakan sebaiknya kesadaran awal dengan gejala PCOS menjadi pengetahuan bagi ibu yang Mempunyai anak remaja putri dengan Memperhatikan siklus haid yang Enggak teratur, leher menghitam, dan berat badan yang cenderung naik atau obesitas. Konsultasi dengan dokter Apabila mendapati gejala tersebut sebelum kondisi memburuk.

(Ant/Z-9)

 

Mungkin Anda Menyukai