Temukan 14 Wasit Dominan Pimpin Pertandingan, Founder Football Institute Ingatkan Soal Satgas Task Force

JAKARTA – Founder FOOTBALL Institute, Budi Setiawan kembali mengingatkan Ketua Lazim PSSI, Erick Thohir dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait pembentukan Satgas Task Force pengawasan pengaturan skor dalam pertandingan sepakbola di Tanah Air. Alasan, kata Budi, panggilan akrabnya, indikasi pengaturan skor itu Bisa dilihat dari pertandingannya

Permintaan ini disampaikan Budi Setiawan dalam rangka mendorong upaya PSSI menciptakan pertandingan sepakbola yang Kudus, bebas mafia wasit, dan anti match fixing. Apalagi, PSSI sudah melakukan seleksi wasit yang akan memimpin kompetisi musim 2023-2024 nanti.

“Jalan pertandingannya bagaimana, siapa yang memimpin pertandingan. Ini menjadi data awal indikasi karena Bisa jadi wasit-wasit yang bertugas memimpin tim-tim itu saja memang Eksis juragannya yang meminta Buat mereka mimpin. Apakah wasit ini yang meminta, atau Eksis figur lain yang meminta, atau Komite Wasit yang minta hingga mungkin Eksis order klub tertentu kepada PSSI,” kata Budi Setiawan di Jakarta, Minggu (25/6/2023).

“Coba Pak Erick dan Pak Sigit, tengok data-data yang kami punya Bisa menjadi pertimbangan, jangan Tamat satgas yang sudah dibentuk itu Tak Eksis tindak lanjutnya,” tambahnya.

Kepemimpinan wasit, kata Budi, menjadi isu yang tak pernah tuntas dan selalu berkembang dalam persepakbolaan Indonesia, Makanya, PSSI Tak Bisa menganggap sepele masalah wasit ini. Karena, kualitas pertandingan sepakbola Tak hanya ditentukan oleh dua tim yang bertanding, Tetapi juga sang pengadil lapangan hijau yang menjadi indikator kesuksesan kualitas sepakbola Indonesia.

Buat itu, Budi mengusulkan Riset, Data dan Trend Penugasan Wasit musim kompetisi 200/2021 hingga 2022/2023 yang telah dibuat Football Institute Bisa dijadikan acuan Satgas Task Force.

Dari data yang telah disusun Football Institute itu ditemukan banyak wasit yang Tak lolos seleksi Buat memimpin Perserikatan 1 dan Perserikatan 2 musim 2023/2024 dalam Seleksi Wasit yang digelar 15-16 Juni Lewat. Bahkan, 58 % wasit dengan penugasan tertinggi di Perserikatan 1 2022/2023 Tak lolos seleksi plus 49% wasit Tak lolos seleksi wasit Perserikatan 1 hingga 18% wasit Perserikatan 1 terdegradasi ke Perserikatan 2 itu, Terang Budi, menjadi bukti banyak wasit yang Tak layak memimpin Perserikatan 1 dan Perserikatan 2.

“Artinya musim kompetisi 2022/2023 dipimpin oleh wasit yang Tak kompeten dengan fakta Nomor-Nomor di atas. Hanya 13% wasit lolos seleksi Perserikatan 2, 37% degradasi ke Perserikatan 3 dan 50% Tak lolos, kemudian Perserikatan 2 selama ini dipimpin oleh wasit yang Tak memenuhi kualifikasi sesuai Nomor-Nomor diatas,” jelasnya.

Cek Artikel:  Digulung Belanda 0-15, Instruktur Timnas Putri Sebut Peroleh Pelajaran Berharga - Liputanindo.id

Menurut Budi, tujuan hasil riset ini dirilis karena Ingin Menonton dalam tiga musim kompetisi, kualitas kepemimpinan wasit seperti apa dengan melalui metodologi riset dengan sampling yang betul-betul Seksama dari total 719 pertandingan Perserikatan 1, mulai dari kompetisi musim 2020 hingga 2022/2023, serta Penyelenggaraan turnamen Piala Menpora hingga Piala Presiden.

“Metodologi riset dengan sampling yang betul-betul Seksama dari total 719 pertandingan Perserikatan 1, mulai dari kompetisi musim 2020 hingga 2022, serta Penyelenggaraan turnamen Piala Menpora, Piala Presiden yang kita uji, bagaimana tren penugasan wasit di Indonesia, sehingga salah satunya data ini menyajikan siapa yang paling sering bertugas dan siapa yang jarang bertugas,” ucap Budi.

Dalam data tersebut, tercatat 14 wasit yang dalam tiga tahun terakhir Mempunyai pertandingan secara dominan. Tiga wasit teratas antara lain seperti Thoriq M. Alkatiri dengan 34 kali memimpin pertandingan, yakni 19 kali di Perserikatan 1 musim 2020-2022 dan 15 kali di musim 2022-2023. Kemudian Agus Fauzan Arifin dengan 32 kali memimpin pertandingan, melalui 20 kali di Perserikatan 1 musim 2020-2022 dan 12 kali di musim 2022-2023. Serta Steven Yubel Poli dengan 31 kali memimpin pertandingan, melalui 16 kali di Perserikatan 1 musim 2020-2022 dan 15 kali di musim 2022-2023.

Dari data tersebut, Budi menilai terjadi kejomplangan dari total 52 wasit yang memimpin pertandingan dimana Eksis satu wasit yang hanya bertugas sebanyak 34 kali dan Eksis tiga wasit yang bertugas hanya sekali, seperti Agus Walyono, Ikhsan Prasetya Jati dan Zetman Pangaribuan dalam tiga tahun terakhir.

“Data ini menunjukkan distribusi pertandingan yang Tak merata terhadap wasit Perserikatan 1, disamping adanya wasit-wasit yang promosi di tengah jalan mada musim 2020-2022, dimana mereka pada satu musim memimpin pertandingan hanya satu hingga tiga kali, sehingga menurut kami ini Tak lazim,” ungkapnya.

Data itu pun menyingkap Eksis beberapa klub yang dipimpin oleh wasit yang sama, seperti laga Arema FC yang dipimpin oleh wasit Ginanjar Rahman Latief sebanyak delapan kali, Agus Fauzan Arifin enam kali dalam pertandingan Perserikatan 1 dan Piala Menpora musim kompetisi 2020/2023 Tamat dengan 2022/2023.

“Dari data ini terlihat Eksis wasit yang kerap memimpin laga tim tertentu, seperti Thoriq M. Alkatiri. Dalam tiga tahun terakhir menjadi wasit tengah sebanyak 34 kali, Thoriq dominan memimpin di lima klub. Nomor statistiknya, 60 % selama tiga tahun menjadi wasit dalam laga lima tim tersebut, seperti Borneo FC Samarinda (11 kali), Persebaya Surabaya (9 kali), Bali United FC  dan PSM Makassar (7 kali) dan Persija Jakarta (6 kali),” paparnya.

Cek Artikel:  Sempat Didekati Marseille, Bek Chelea Beri Fakta Mengejutkan

“Kemudian Eksis Agus Fauzan Arifin. Dari 32 laga yang dipimpinnya, sebanyak 50% pertandingan melibatkan 5 tim Merukapan Borneo FC dan Madura United (8 kali), Arema FC (6 kali), serta Persebaya dan Persib Bandung (5 kali),” tambahnya.

Menariknya, terdapat tiga wasit yang terhukum pada musim 2022/2023 Tetapi Tetap Mempunyai jam terbang tinggi dalam memimpin pertandingan. Seperti Faulur Rosy diskor 10 pekan, Fariq Hitaba dan Yudi Nurcahya yang diskor delapan pekan, Tetapi secara cap mereka Tetap paling tinggi, yakni dengan total penugasan 30 laga (Faulur Rosy) dan 27 laga Buat Fariq Hitaba dan Yudi Nurcahya.

Budi pun mempertanyakan apakah Tak Eksis wasit lain yang menggantikan peran mereka, meski sudah dihukum oleh PSSI Tetapi Tetap Bisa mendapatkan jumlah penugasan yang tinggi. “Hal ini menjadi tanya tanya besar sekaligus catatan dari Football Institute,” katanya.

Selain itu, sebelumnya PSSI yang dibantu Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) menggelar seleksi terhadap wasit-wasit yang akan bertugas di Perserikatan 1 2023/2024. Terdapat tiga tes yang dilalui, Merukapan Fitness Test FIFA Kategori 2, Video Test dan LOTG Tes.

Seleksi awal diikuti 161 wasit, dua asisten wasit FIFA, dan satu wasit AFC Elite Referee. Dari 55 wasit Perserikatan 1 yang ikut serta, hanya 27 yang lolos, ditambah satu wasit AFC Elite Referee. Wasit dengan peringkat 18 teratas akan memimpin Perserikatan 1 2023/2024. Sementara sisanya bakal mengisi kuota wasit di Perserikatan 2 musim depan.

Menariknya, lima wasit top di Indonesia Tak lolos seleksi, seperti Iwan Sukoco, Oki Dwi Putra, Faulur Rosy, Nusur Fadilah dan Fariq Hitaba. Terkait hal tersebut, Budi Setiawan mengaku miris Menonton kondisi tersebut, dimana banyak wasit yang Tak lolos dalam seleksi tersebut, terlebih terhadap wasit yang cukup terkenal dan Mempunyai cap tinggi memimpin laga pada musim sebelumnya.

“Saya sangat miris terhadap banyak yang Tak lolos seleksi, terlebih kepada lima wasit terkenal yang Mempunyai cap tinggi memimpin laga musim Lewat. Ini menjadi pertanyaan kita juga, kok wasit dengan jumlah penugasan tertinggi ini Bisa Tak lolos seleksi. Eksis 49 % wasit yang Tak lolos di Perserikatan 1 yang banyak sekali memimpin pertandingan pada musim Lewat. Artinya, kompetisi kita pada musim Lewat dipimpin oleh wasit yang Tak cakap, Tak layak,” ungkapnya.

Cek Artikel:  Kemenpora Apresiasi Training Camp Juventus Academy Indonesia Kembangkan Kepribadian Pemain

Oleh karena itu, Budi menegaskan PSSI harus memberikan pembinaan, penegasan kepada para wasit yang Tak lolos seleksi Buat Tak Kembali main-main dalam memimpin pertandingan. “Kalau mereka sadar menjadikan wasit sebagai profesi utamanya, mereka harus menjaga kualitasnya sebagai wasit, jaga kebugaran fisiknya, mendevelop dirinya terhadap Law of The Game terbaru, introspeksi, bukan membiarkan,” ungkapnya.

Kedepannya, Budi berharap dengan adanya keterlibatan tim wasit Jepang, seperti Yoshimi Ogawa (Personil Komite Wasit JFA) dan Toshiyuki Nagi (Instruktur Wasit JFA), bukan hanya membantu Indonesia menciptakan kualitas wasit yang bagus secara penugasan, Tetapi memberikan pendidikan kepada para wasit Indonesia, apa-apa saja yang dibutuhkan oleh wasit profesional Buat memimpin Perserikatan Indonesia.

“Tak hanya memimpin Perserikatan Indonesia, kita juga Ingin wasit-wait kita memimpin laga Global, Bagus itu di AFC ataupun FIFA. Itu menjadi mimpi kita juga Eksis wasit asal Indonesia yang memimpin pertandingan piala dunia,” ungkapnya.

“PSSI Bisa aware terhadap data yang Football Institute sajikan. Jangan hanya sisi komersialnya saja yang diperhatikan, Tetapi masalah wasit ini menjadi isu yang selalu muncul dalam setiap musim kompetisi. Selalu saja Eksis insiden wasit melakukan kesalahan dan kejanggalan, meski dihukum oleh PSSI, tapi tetap mendapatkan cap yang tinggi,” tambahnya.

Football Institute pun menilai Ini menjadi anomali, sedangkan wasit yang Tak melakukan kesalahan apa-apa mendapat cap yang lebih sedikit dari yang dihukum. Sehingga timbul pertanyaan Eksis Elemen apa dalam melakukan penugasan terhadap wasit, apakah Elemen like and dislike.

“Kita publik Tak pernah Menonton KPI tersendiri dari PSSI dalam menugaskan wasit-wasit tersebut. tentunya di era keterbukaan sekarang ini, kita meminta kepada pak Erick Thohir Buat tegas, karena wasit ini menjadi isu sentral, sementara ini komite-komite di PSSI belum ditentukan, Buat itu saya pun meminta pa Erick Buat sekaligus menjadi Ketua Komite Wasit, jangan Kembali Personil EXCO yang lain, karena menurut saya kasus wasit ini extraordinary, karena melalui hasil seleksi wasit kemarin menjadi early warning system,” pungkasnya. ***

Mungkin Anda Menyukai