Teleskop Luar Angkasa James Webb Berhasil Temukan Galaksi Tertua di Alam Semesta

Teleskop Luar Angkasa James Webb Berhasil Temukan Galaksi Tertua di Alam Semesta
Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) telah mengamati galaksi-galaksi tertua di alam semesta, dengan lima kandidat galaksi yang berjarak Sekeliling 34 miliar tahun Sinar dari Bumi.(James Webb Telescope)

TELESKOP Luar Angkasa James Webb (JWST) mengamati galaksi-galaksi tertua di alam semesta. Lima kandidat galaksi ini terletak sangat jauh sehingga galaksi terjauh terlihat seperti Ketika baru berusia 200 juta tahun setelah Big Bang. 

Dengan kata lain, Sinar dari galaksi-galaksi ini telah melakukan perjalanan menuju Bumi selama Sekeliling 13,6 miliar tahun. Tetapi, karena perluasan alam semesta, galaksi-galaksi ini sekarang diperkirakan berjarak Sekeliling 34 miliar tahun Sinar. Meski begitu, Seluruh ini belum dikonfirmasi secara Niscaya.

Sebelumnya proyek Galactic Legacy Infrared Midplane Survey Extraordinaire (GLIMPSE) JWST mengamati galaksi yang paling jauh ialah JADES-GS-z14-0. Galaksi tersebut terlihat seperti Ketika alam semesta berusia Sekeliling 280 juta tahun.

Galaksi-galaksi baru ini akan diberi nama Formal setelah dikonfirmasi, tetapi kemungkinan akan menggunakan awalan “GLIMPSE” Buat merujuk pada survei yang menemukannya. Menurut model evolusi alam semesta Ketika ini, galaksi-galaksi ini Dapat menjadi yang paling awal terbentuk.

Cek Artikel:  7 Fitur Whatsapp Business yang Dapat Membantu Menghasilkan Dana

Mendekati Generasi Pertama Galaksi

Hakim Atek, Personil tim penemuan dari Institut Astrofisika Paris, menyatakan bahwa meski sulit Buat menentukan usia Niscaya galaksi-galaksi ini, mereka mungkin mendekati generasi pertama galaksi. 

“Dengan hanya Sekeliling 150 juta tahun Buat membentuk galaksi ini, Terdapat sangat sedikit Langkah Buat mencapainya,” kata Atek kepada Space.com. “Pengamatan ini akan memberikan batasan ketat pada proses fisik yang dimungkinkan dalam model alam semesta kita.”

Menonton ‘Merah’ Berkat Einstein

Galaksi awal seperti lima kandidat ini digambarkan sebagai galaksi “redshift tinggi” atau “z tinggi.” Perluasan alam semesta menyebabkan panjang gelombang Sinar yang dipancarkan galaksi-galaksi ini meregang, dikenal sebagai redshift. Semakin lelet Sinar mencapai kita, semakin besar redshift yang dialaminya.

Misalnya, redshift sebesar z = 10 berarti Sinar telah melakukan perjalanan selama 13,2 miliar tahun, sedangkan objek tersebut kini berjarak Sekeliling 26,6 miliar tahun Sinar. Galaksi baru ini Mempunyai redshift antara z = 16 hingga z = 18, lebih tinggi dibandingkan JADES-GS-z14-0 yang Mempunyai redshift z = 14,2.

Cek Artikel:  Ingin Pre Order Iphone 16 di Singapura dan Malaysia Begini Metodenya

Menurut Vasily Kokorev dari Universitas Texas, menemukan galaksi ini melanjutkan tren JWST dalam menemukan galaksi-galaksi terang pada redshift tinggi yang lebih padat dari perkiraan sebelumnya. “Objek yang kami temukan konsisten dengan paradigma baru tentang kelebihan galaksi terang pada redshift tinggi,” katanya.

Sokongan dari Lensa Gravitasi

Penemuan ini dimungkinkan oleh pengamatan GLIMPSE yang paling dalam hingga Ketika ini dan Sokongan dari gugus galaksi Abell S1063. Gugus ini, yang berjarak Sekeliling 4 miliar tahun Sinar, menggunakan fenomena lensa gravitasi yang pertama kali diprediksi oleh Albert Einstein pada tahun 1915. Lensa gravitasi, yang memperbesar objek di belakangnya, memungkinkan JWST mendeteksi galaksi jauh yang terlalu redup Buat dilihat tanpa Sokongan.

Cek Artikel:  Realme 13 Formal Meluncur, Ramaikan Persaingan HP Gaming

Tetapi, meskipun menggunakan teleskop paling kuat dan fenomena kosmik ini, galaksi-galaksi tersebut tetap terlalu redup Buat dianalisis secara rinci. “Buat Cocok-Cocok memahami sifat galaksi ini, dibutuhkan spektrum. Ketika ini, kami hanya Mengerti bahwa objek-objek ini sangat redup secara intrinsik,” kata Kokorev.

Langkah Berikutnya

Meski Terdapat potensi JWST menemukan galaksi yang lebih awal Kembali, Atek menyebutkan tantangan besar. “Sumber-sumber ini diperkirakan sangat redup sehingga konfirmasi spektroskopis bahkan dengan JWST mungkin sangat sulit atau Enggak memungkinkan,” ujarnya. 

Kokorev menambahkan pengamatan galaksi yang lebih awal mungkin membutuhkan waktu hingga 450 jam, jauh lebih lelet dari 150 jam yang digunakan dalam proyek GLIMPSE.

Meski begitu, tim tetap optimis. “Ini adalah makalah pertama dari banyak makalah GLIMPSE yang akan datang, jadi nantikan sains menarik lainnya dari GLIMPSE,” tutup Kokorev. (Space/Z-3)

Mungkin Anda Menyukai