TIM peneliti internasional yang dipimpin para ilmuwan Departemen Astronomi di Universitas Stockholm menemukan lebih banyak lubang hitam di alam semesta awal dengan bantuan teleskop Hubble milik NASA.
Dilansir dari laman resmi NASA, saat ini para ilmuwan belum memiliki gambaran lengkap tentang bagaimana lubang hitam pertama terbentuk setelah Big Bang. Diketahui lubang hitam supermasif, berada di pusat beberapa galaksi kurang dari satu miliar tahun setelah Big Bang.
Alice Young, seorang mahasiswa PhD dari Universitas Stockholm yang turut serta dalam penelitian ini, menyatakan lubang hitam ini kemungkinan terbentuk sebagai objek yang sangat masif atau tumbuh dengan cepat di alam semesta awal.
Baca juga : Teleskop Hubble Mengungkap Kecepatan Pembentukan Bintang di Galaksi NGC 5668
“Banyak di antara objek-objek ini tampaknya lebih masif daripada yang kami duga sebelumnya pada masa-masa awal tersebut, entah mereka terbentuk sangat masif atau tumbuh sangat cepat,” ungkap Alice.
Lubang hitam memainkan peran penting dalam siklus hidup semua galaksi, tetapi ada ketidakpastian besar dalam pemahaman kita tentang bagaimana galaksi berevolusi. Buat mendapatkan gambaran lengkap tentang hubungan antara galaksi dan evolusi lubang hitam, para peneliti menggunakan teleskop Hubble untuk mensurvei berapa banyak lubang hitam yang ada di antara populasi galaksi saat ini.
Pengamatan awal berhasil mengidentifikasi lebih banyak lubang hitam daripada yang sebelumnya. Selain itu, hal lain juga menunjukkan bahwa beberapa lubang hitam kemungkinan terbentuk oleh keruntuhan bintang-bintang masif dan murni selama miliaran tahun pertama waktu kosmik. Jenis bintang ini hanya terdapat pada waktu yang sangat awal di alam semesta, karena bintang-bintang generasi selanjutnya tercemar oleh sisa-sisa bintang yang telah hidup dan mati.
Baca juga : Penemuan Sepasang Lubang Hitam Supermasif Terdekat di Alam Semesta oleh NASA dan Hubble
Matthew Hayes, penulis utama studi dan profesor di Universitas Stockholm, menjelaskan bahwa temuan ini membantu meningkatkan model tentang bagaimana lubang hitam dan galaksi tumbuh serta berinteraksi seiring waktu.
“Mekanisme pembentukan lubang hitam awal merupakan bagian penting dari teka-teki evolusi galaksi. Berbarengan dengan model tentang bagaimana lubang hitam tumbuh, kalkulasi evolusi galaksi kini dapat diletakkan pada landasan yang lebih bermotivasi fisik, dengan skema akurat tentang bagaimana lubang hitam muncul dari bintang-bintang masif yang runtuh,” ungkap Matthew.
Para astronom juga melakukan pengamatan dengan teleskop luar angkasa James Webb milik NASA untuk mencari lubang hitam galaksi yang terbentuk segera setelah big bang demi memahami seberapa besar massa dan di mana lokasinya.
Teleskop Hubble milik NASA telah beroperasi selama lebih dari tiga dekade dan terus membuat penemuan-penemuan inovatif yang membentuk pemahaman mendasar kita tentang alam semesta. Hubble merupakan proyek kerja sama internasional antara NASA dan ESA (Badan Antariksa Eropa). (NASA/Z-3)