DIREKTORAT Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Standar dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) melakukan uji coba penerapan Teknologi Pemadatan Cerdas di Pembangunan Jalan Seksi 6C-1 SP:3 ITCI Simpang 1B Sumbu Kebangsaan Timur, Jalan Negara Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, belum lama ini.
Acara yang diadakan secara hybrid ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Sekretaris Ditjen Bina Marga, Budiamin, dan Kepala Balai Besar Penyelenggaraan Jalan Nasional Kalimantan Timur, Hendro Satrio.
Teknologi Pedatan Cerdas
Dalam sambutannya, Budiamin menjelaskan bahwa pencapaian target kemantapan jalan nasional sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Bina Marga Pahamn 2020-2024, yaitu 97%, sulit untuk direalisasikan.
Baca juga : Sumber Air Kudus di Penajam Paser Utara Kaltim Diharap Dapat Dongkrak Ekonomi Penduduk
“Tamat akhir tahun 2023, kemantapan jalan nasional baru mencapai 93,57%, sehingga diprediksi pada akhir 2024 hanya akan mencapai sekitar 94%. Jadi, masih ada gap kemantapan sekitar 3%,” ujar Budiamin.
Ia menyebut beberapa faktor penyebab tidak tercapainya target kemantapan jalan nasional, seperti masalah anggaran, Over Dimension Over Load (ODOL), serta kualitas pekerjaan, terutama terkait pemadatan.
Oleh karena itu, Teknologi Pemadatan Cerdas diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas pemadatan, baik dari segi tingkat maupun keseragaman di lapangan.
Baca juga : Gerakan Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih Dimulai di Kabupaten PPU
Teknologi Pemadatan Cerdas akan secara bertahap dimasukkan ke dalam Spesifikasi Standar Jalan 2024. Pada tahap awal, teknologi ini akan diterapkan pada proyek jalan tol dan non-tol dengan jumlah lajur lebih dari empat, sebelum dievaluasi lebih lanjut dan diimplementasikan pada proyek pembangunan maupun preservasi jalan lainnya.
Kelebihan utama Teknologi Pemadatan Cerdas dibandingkan dengan metode konvensional adalah kemampuan untuk mendapatkan data pemadatan secara real-time serta memastikan keseragaman hasil pemadatan.
Menurut Budiamin, teknologi ini juga mampu menghemat biaya pemadatan berlebih, memperbaiki pengendalian mutu, dan mempercepat waktu pelaksanaan.
Baca juga : Upaya Putus Mata Rantai Stunting, Komunitas Isi Piringku Dibentuk di Penajam Paser Utara
“Saya berharap pilot project ini dapat menjadi sarana sosialisasi penerapan teknologi pemadatan cerdas dalam konstruksi jalan sebelum diterbitkannya Spesifikasi Standar yang baru,” jelas Budiamin.
Teknologi ini menggunakan alat pemadatan yang dilengkapi dengan sensor untuk mengukur kepadatan, jumlah lintasan, elevasi, serta suhu aspal.
Implementasi teknologi ini akan dilakukan secara bertahap, dan Budiamin berharap alat tersebut ke depannya dapat diproduksi secara massal di Indonesia. #MIA (RO/Z-10)