Teknologi Inseminasi Buatan Hasilkan 23 Ribu Bibit Sapi Unggul NTT

Liputanindo.id KUPANG – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menyebutkan penerapan teknologi inseminasi buatan (IB) Mempunyai Pengaruh positif terhadap pembangunan sektor peternakan dengan menghasilkan 23.203 ekor sapi bibit.

 “Penerapan teknologi inseminasi buatan (IB) yang dilakukan periode 2018-2023 telah sukses menghasilkan 23.203 ekor sapi bibit unggul,” kata Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat dalam keteraganya di Kupang, Kamis (17/8/2023).

Baca Juga:
Polisi Ringkus Pelaku Spesialis Pencurian Hewan Ternak di Bulukumba Sulsel

Viktor menjelaskan kesadaran peternak Kepada melakukan inseminasi buatan terhadap sapi peliharaan Lalu meningkat dengan semakin bertambahnya realisasi pemberian IB Merukapan pada 2019 realisasi IB mencapai 84,33 persen meningkat menjadi 113,20 persen pada 2022.

Cek Artikel:  Dorong Percepatan Transisi Kekuatan HIjau, Ini Strategi PLN Nusantara Power

Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat menambahkan penerapan teknologi inseminasi buatan juga dilakukan dalam pengembangan sapi Wagyu dengan mengalokasikan 1.221 semen beku bibit sapi Wagyu yang menghasilkan 87 ekor anak sapi lahir hasil IB pada 2021 dan 63 ekor pada 2021.

“ Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai daerah penghasil ternak nasional telah melakukan pengiriman  sapi ke luar daerah mencapai 67.454 ekor sapi pada 2018 dan meningkat Tengah pada 2022 menjadi 74.884 ekor,” ujarnya.

Pemerintah NTT juga telah melakukan pengiriman ternak kerbau pada 2018 sebanyak 3.857 ekor dan pada 2022 meningkat menjadi 4.030 ekor.

Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan berbagai upaya dilakukan Kepada melindungi kualitas kesehatan ternak di NTT dengan memberikan vaksin antrhax, brucellosis, hog cholera, rabies dan septicaemia epizootica (SE) serta penyuntikan serum konvalesen pada peternak babi sebagai salah satu upaya pencegahan penularan virus asian swine fever (ASF).

Cek Artikel:  Berdayakan UMKM Kunci Pengembangan Perekonomian

Ia mengatakan pemerintah NTT telah Mempunyai tiga unit alat pendeteksi virus ASF yang telah ditempatkan di Pulau Sumba, Pulau Timor dan Pulau Flores guna membantu pemerintah dalam mengendalikan penyakit ASF di NTT.

“Berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah NTT berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan semakin meningkatnya kontribusi PDRB sektor peternakan pada 2018 mencapai Rp9,1 miliar meningkat menjadi Rp12,5 miliar pada 2022,” kata Viktor. (HAP)

 

Baca Juga:
117 Ternak Terinfeksi Dipotong Paksa Satgas Penanganan PMK Bangka Belitung

 

Mungkin Anda Menyukai