Tegas Tolak Negosiasi Perundingan Damai dengan Israel, Ini Syarat Mutlak dari Hamas

Liputanindo.id – Hamas menolak Buat negosiasi perundingan damai dengan Israel. Penolakan ini beralasan harus adanya gencatan senjata penuh lebih dulu di Jalur Gaza.

Pemasihat media dari ketua biro politik Hamas, Taher Nunu, mengatakan bahwa proses negosiasi damai harus diawali dengan gencatan senjata penuh dan penarikan Laskar Israel dari Jalur Gaza. Hal ini sudah ditekankan sejak awal muncul proposal perdamaian.

“Sejak awal, kami telah menetapkan empat ‘kunci’ Buat mencapai kesepakatan yang dapat mengakhiri perang ini. Kunci-kunci itu termasuk gencatan senjata penuh dan penarikan seluruh Laskar dari Gaza, Donasi kemanusiaan serta akses yang bebas, upaya rekonstruksi dan akhirnya pertukaran tahanan dengan sandera,” kata Nunu kepada Sputink, Selasa (29/10/2024).

Cek Artikel:  Biden Khawatir Bocornya Berkas Persiapan Israel Serang Iran, Berikut Isinya

Meski demikian, Nunu menekankan kembali bahwa Hamas menghargai upaya yang dilakukan oleh para Penghubung dan terbuka Buat menerima proposal baru. Tetapi sikap Hamas terkait proposal perdamain itu sudah Jernih sejak awal dengan menginginkan gencatan senjata penuh dan penarikan Laskar. 

Inisiasi gencatan senjata kembali muncul dari Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi selama akhir pekan. Al-Sisi mengusulkan gencatan senjata selama dua hari di Jalur Gaza Buat pertukaran empat sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dengan beberapa Penduduk Palestina yang berada dalam tahanan Israel.

Pada hari yang sama, Dmitry Gendelman, penasihat perdana menteri Israel, mengatakan bahwa negosiasi di Doha diharapkan berlangsung hingga setidaknya pada Selasa.

Cek Artikel:  Ribuan Penduduk Iran Tinggalkan Suriah usai Assad Digulingkan

Israel mengutus kepala dinas rahasia Mossad, David Barnea, Buat Bersua dengan Kepala Badan Intelijen Pusat Amerika Perkumpulan (AS) atau CIA, William Burns, dan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani Buat membahas opsi-opsi kesepakatan terkait Gaza.

Pembicaraan yang diadakan di Doha ini telah mengalami kebuntuan selama beberapa bulan karena pemerintah Israel dan Hamas saling menuduh menggagalkan setiap opsi Buat perdamaian.

Setelah militer Israel berhasil membunuh ketua biro politik Hamas, Yahya Sinwar, yang dikenal menentang kesepakatan perdamaian, banyak pihak di Israel Menyaksikan ini sebagai Kesempatan Buat merundingkan kesepakatan yang akan memungkinkan pengembalian para sandera yang ditahan oleh Hamas.

Cek Artikel:  Yunus Usai Jabat Pemerintahan Transisi Bangladesh: Ini yang Diinginkan Para Pemuda

Mungkin Anda Menyukai