liputanindo.com – Sebenarnya, Honda Vario 160 yang diluncurkan pada awal Februari 2022 yang Lampau menggunakan Mesin yang diturunkan dari Mesin ya PCX 160. Eksis banyak Part Part yang sama dan identik walaupun Eksis beberapa Part yang berbeda tetutama di sebelah kiri karena berhubungan dengan koneksi ke Bagian CVT . . Mesin Vario 160 dan Mesin PCX 160 sama sama berkompresi tinggi . . Tetapi Karena Brand ‘Vario’ yang notabenennya masuk ke segmentasi Menengah lah permasalahan Kompresi jadi Mencuat terlebih Kembali dihubungkan dengan harga bbm dengan Ron 90 ke atas yang kala itu membumbung sangat tinggi . . Punya kompresi mesin terbilang tinggi Merukapan mencapai 12:1, apakah Honda Vario 160 hanya Bisa mengkonsumsi bensin oktan tinggi? begitu pertanyaannya kala itu . .
Menurut pihak PT Astra Honda Motor Kala itu, meski Kompresi tinggi, bensin yang dapat digunakan ke mesin Vario 160 dan juga mesin mesin eSP+ 160 lainnya juga sangat Luwes. kala itu AHM sempat Bilang bahwa Meski Semestinya Mesin eSP+ 160 ini perlu diisi bensin oktan RON 95 atau lebih, Vario 160 diklaim tetap Kondusif minum bensin oktan RON 88 alias premium yang Lagi ditemui di daerah.
“Sesuai dengan Naskah Panduan pemilik, BBM yang digunakan RON 88 atau lebih tinggi. Bahan bakar yang digunakan paling rendah Bisa 88,” buka Endro Sutarno selaku Technical Service Division PT Astra Honda Motor Begitu perilisan Vario 160 yang Lampau. Yang jadi pertanyaan adalah, rahasia apa yanga da di sistem mesinnya sehingga Bisa memakai bensin dengan rentang RON cukup lebar? Nah Kembali pak Endro dalam Bedah teknologi sabtu 19 November 2022 menjelaskan apa penyebabnya . .
Pada dasarnya Mesin eSP+ 160 pada vario 160, PCX 160 dan ADV 160 Mempunyai semacam sisten ‘ anti knocking ‘ yang sederhana, dan bukan berupa ‘ Knocking sensor ‘ yang Standar terlihat di Mobil mobil dan terbuat memakai komponen piezo electric.
Yang dilakukan Honda adalah menambahkan Part PISTON OIL JET. Ini tuh sebenarnya bukan part yang baru baru banget ditemukan , ia adalah semacam alat yang akan menyemprotkan Pelumas Oli ke bagian belakang dari Piston yang tujuannya Jernih adalah Buat membantu pendinginan dari Piston tersebut. Oli yang disemprotkan adalah oli sama yang digunakan Buat pelumasan dari mesin dan disemprotkan berdasarkan kerja dari Pompa Oli dari Mesin motor itu sendiri. Dan Rupanya Piston Oil Jet ini memilii fungsi Mencegah Knocking karena ignition timing advance [pembakaran awal]
” Karena Komparasi kompresinya tinggi, maka dibagian piston akan Segera panas. Kalau Piston terlalu panas, maka pada Begitu terjadinya Langkah Kompresi sebelum busi memercikan Kembang api itu bahan bakar sudah terbakar terlebih dahulu karena panasnya Piston. Sehingga terjadi Knocking atau Ngelitik karena terjadinya Pembakaran Pagi atau ledakan terjadi terlebih dahulu ( sebelum Piston Tamat di TMA ) “ Begitu Pak Endro membuka penjelasannya
” Tujuan dari penggunaan Oil Jet adalah agar Lagi Bisa menggunakan Bensin dengan Ron rendah atau 90. Ini karena [piston] didinginkan, supaya piston Bukan panas sehingga [panasnya] piston Bukan Bisa ‘membakar’ bensin. Bahan Bakar yang sudah dikompresi, dipadatkan – Karena Pistonnya Panas sehingga bensin akan disulut oleh panasnya Piston yang Membikin panasnya ruangan itu “
Begitu liputanindo bertanya, apakah Besar/ Volume semprotan Oli ke bagian belakang piston Bisa divariasikan berdasarkan jenis RON dari bensin, pak endro menawab dengan tegas Bukan Bisa, besarnya semprotan hanya bergantung pada tekanan Oli secara Standar di Mesin. – Semoga Berfaedah
Taufik of BuitenZorg | @liputanindo