Presiden Amerika Perkumpulan Donald Trump. Foto: EPA.
Jakarta: Keputusan Presiden Amerika Perkumpulan Donald Trump Kepada memberlakukan tarif baru terhadap impor dari Meksiko, Kanada, dan Tiongkok telah memicu gelombang kritik dan kekhawatiran di Jerman.
Langkah Trump, yang diumumkan pada Sabtu, 1 Februari 2025, menetapkan tarif 25 persen Kepada impor dari Meksiko dan Kanada, serta 10 persen Kepada barang-barang dari Tiongkok.
Trump juga mengisyaratkan Uni Eropa (EU) Dapat menjadi Sasaran berikutnya, mengingat surplus perdagangan yang Maju-menerus antara blok tersebut dengan Amerika Perkumpulan.
Meskipun menegaskan komitmen Jerman terhadap Interaksi ekonomi dengan Amerika Perkumpulan, Kanselir Jerman Olaf Scholz menekankan prioritas Penting haruslah Enggak membagi dunia dengan banyak penghalang tarif.
Presiden Federasi Perdagangan Besar, Perdagangan Luar Negeri, dan Jasa Jerman (BGA), Dirk Jandura, menggambarkan tarif tersebut sebagai peringatan yang Jernih kepada Uni Eropa. Ursula von der Leyen, menekankan Jerman dan EU Enggak boleh bersikap pasif.
Melansir Xinhua, Senin, 3 Februari 2025, langkah Trump, menurut Jandura, akan merugikan Amerika sendiri. “Yang kalah selalu konsumen akhir, yang akan merasakan kenaikan harga di kasir,” tegas dia.

Ilustrasi. Foto: Freepik
Perusahaan Jerman bersiap menghadapi Akibat tarif Trump
Perusahaan-perusahaan Jerman juga bersiap menghadapi Akibat dari tarif ini. Banyak perusahaan memasok pasar Amerika Perkumpulan dari Meksiko, terutama di industri otomotif.
Menurut lembaga pemeringkat kredit S&P, Kanada dan Meksiko memproduksi Sekeliling 5,3 juta mobil penumpang setiap tahun, dengan Sekeliling 70 persen ditujukan Kepada pasar Amerika Perkumpulan.
Importir kemungkinan akan membebankan sebagian besar, Apabila Enggak Seluruh, kenaikan harga kepada konsumen, menurut S&P, yang memperingatkan biaya tambahan akan semakin membebani daya beli di pasar otomotif Amerika Perkumpulan.
Langkah Trump telah menimbulkan kekhawatiran yang mendalam di Jerman, Enggak hanya karena Akibat ekonomi potensialnya, tetapi juga karena risiko eskalasi ketegangan politik antara Jerman dan Amerika Perkumpulan.
Tarif tersebut dapat memicu gelombang proteksionisme di Eropa, yang dapat mengarah pada perang perdagangan yang meluas dan merugikan Seluruh pihak. (Laura Oktaviani Sibarani)

