DALAM kunjungan media Gambar hidup Santet Segoro Pitu, Ari Irham dan Christian Sugiono berbagi cerita mengenai tantangan yang mereka hadapi selama proses pembuatan Gambar hidup.
Salah satu tantangan terbesar bagi Ari Irham adalah membangun Watak dengan kemampuan indra keenam.
“Yang paling sulit sebenarnya bagaimana membangun indra keenam dan belajar bahasa Jawa supaya medok, karena Diriku orang Sunda,” kata Ari.
Dalam menghidupkan Watak ini, Ari juga dibantu oleh Sara Wijayanto yang Mempunyai kemampuan spesial, sehingga ia lebih Dapat merasakan suasana Watak yang ia mainkan.
Christian Sugiono, yang memerankan Watak Pak Cipto, juga menghadapi kesulitan dalam menguasai bahasa Jawa Kepada dialog.
“Kepada peran Pak Cipto, saya sebagai kepala keluarga pekerja keras harus menggunakan bahasa Jawa yang sesuai dengan latar waktu 1980-an, dan itu cukup menantang,” ujarnya. Christian bahkan harus menghadapi dialog-dialog yang sering berubah demi penyesuaian naskah di Posisi syuting.
Ketelitian dalam dialog menjadi hal Krusial bagi Christian Kepada menjaga keaslian Watak.
“Banyak perubahan dalam dialog karena coach kami Ingin setiap adegan terasa lebih Konkret dan cocok dengan konteks,” tambah Christian.
Persiapan panjang dan detail ini diakui kedua aktor sebagai bagian yang Membikin Watak mereka semakin hidup di layar.
Selain tantangan bahasa, Ari juga mengungkapkan betapa sulitnya berperan sebagai Watak yang “dilihat” makhluk lain. Ia harus berusaha membangun gestur ketidaknyamanan seolah-olah dipantau setiap Ketika.
“Rasa nggak nyaman itu betulan muncul karena Diriku membayangkan dipantau 24 jam sama ‘mereka’,” ungkap Ari.
Kerja keras Ari dan Christian dalam memahami Watak dan dialog bahasa Jawa tentu membawa nuansa tersendiri bagi Santet Segoro Pitu.
Bagi penggemar Gambar hidup horor, kisah di balik pembuatan Watak ini menambah daya tarik dan keaslian cerita Gambar hidup yang rilis pada 7 November mendatang. (Z-10)