Tanpa Dukungan AS, Masa Depan Ukraina Dinilai Suram

Bendera Ukraina ditengah reruntuhan perang. (KATERYNA KLOCHKO/EFE)

Jakarta: Perseteruan terbaru antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menimbulkan pertanyaan besar mengenai masa depan Ukraina dalam menghadapi Serangan Rusia.

Trump memberikan ultimatum kepada Zelensky: “Engkau harus Membikin kesepakatan, atau kami keluar.”

Pernyataan ini menandai perubahan besar dalam kebijakan AS terhadap Ukraina, termasuk kemungkinan penghentian Donasi militer yang selama ini menjadi tulang punggung perlawanan Ukraina.
 

Status Donasi Militer AS ke Ukraina yang Bukan Meyakinkan

Berdasarkan pengamat Mark F. Cancian yang juga merupakan kolonel di Angkatan Laut AS dan Chris H. Park dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), Sekalian Biaya Donasi militer AS Demi Ukraina telah dikomitmenkan, tetapi berada dalam berbagai tahap distribusi.

Kongres AS telah mengalokasikan $86 miliar dalam lima putaran pendanaan tambahan serta dari anggaran dasar Departemen Pertahanan (DOD). Tetapi, paket Donasi terakhir disetujui pada April 2024, dan dengan pemerintahan Trump Demi ini, kemungkinan besar Bukan akan Terdapat permintaan tambahan Demi Donasi baru.

Menurut mereka, AS mengirimkan Donasi militer melalui tiga jalur Primer: Presidential Drawdown Authority (PDA), yang memungkinkan pemerintah mengambil langsung dari stok militer AS; Ukraine Security Assistance Initiative (USAI), yang mengalokasikan Biaya bagi Ukraina Demi membeli peralatan dari kontraktor AS; dan Foreign Military Financing (FMF), yang memberikan pinjaman kepada Ukraina Demi membeli perlengkapan pertahanan.

Demi ini, Terdapat Sekeliling $4 miliar Biaya yang Tetap tersedia Demi pengiriman peralatan, tetapi DOD kehabisan anggaran Demi mengganti peralatan yang dikirimkan, sehingga mereka enggan melepaskan lebih banyak peralatan tanpa adanya jaminan penggantian.

Beberapa sistem, seperti HIMARS, dapat dikirim dalam hitungan bulan, sementara sistem pertahanan udara Patriot memerlukan waktu lebih dari satu tahun Demi pengadaan dan pengiriman penuh. Laporan CSIS memperkirakan bahwa meskipun Biaya telah habis, Kategori perlengkapan militer akan Maju berlanjut hingga 2025 berkat kontrak yang telah ditandatangani sebelumnya.

Cek Artikel:  Mengenal KTT BRICS, Agenda Dunia Perdana Menlu Sugiono

Tetapi, pemerintahan Trump Bisa saja menghentikan Donasi lebih lanjut. CSIS mencatat bahwa meskipun secara hukum kontrak USAI dan FMF telah mengikat, pemerintahan Trump Tetap dapat mengalihkan pengiriman dengan menggunakan otoritas darurat seperti Title I of the Defense Production Act, yang memungkinkan pemerintah mengalihkan produksi Demi kepentingan nasional. Apabila ini terjadi, Kategori Donasi ke Ukraina Bisa berkurang drastis.
 

Bagaimana Eropa Bisa Mengisi Kekosongan?

Ukraina sangat bergantung pada Donasi AS Demi mempertahankan posisinya di medan perang. Zelensky sendiri mengakui bahwa “Ukraina Mempunyai Kesempatan rendah Demi bertahan tanpa dukungan Amerika Perkumpulan.”

Meskipun negara-negara Eropa telah berjanji Demi menyediakan Sekeliling $40 miliar Donasi militer, Cancian dan Park menyebutkan bahwa jumlah ini mungkin hanya cukup Demi mempertahankan garis pertahanan, tetapi Bukan cukup Demi memenangkan perang dan mengusir Laskar Rusia dari Area Ukraina.

Dengan kemungkinan penghentian Donasi AS, pertanyaannya adalah apakah Eropa Bisa mengisi kekosongan tersebut. Menurut mereka “Uni Eropa telah menyetujui penggunaan aset Rusia yang dibekukan Demi mendukung kebutuhan militer Ukraina,” tetapi kapasitas industri pertahanan Eropa sudah mencapai batasnya.

Sementara beberapa negara Eropa telah meningkatkan produksi senjata dan amunisi, skala produksi ini Tetap jauh dari cukup Demi menggantikan kontribusi AS. “Apabila Amerika Perkumpulan menghentikan bantuannya, banyak negara Eropa kemungkinan juga akan mengurangi Donasi mereka,” kata Cancian dan Park.

Selain keterbatasan kapasitas industri, kendala birokrasi di Uni Eropa juga memperlambat proses pengiriman Donasi militer. Negara-negara seperti Jerman dan Prancis menghadapi tantangan dalam mempercepat produksi amunisi dan sistem pertahanan yang dibutuhkan oleh Ukraina. Cancian dan Parkmencatat bahwa banyak negara Eropa Tetap harus mengatasi masalah logistik dan rantai pasokan sebelum Bisa memberikan Donasi yang lebih besar kepada Ukraina.

Cek Artikel:  Tersangka Serangan New Orleans Pernah Alami Kesulitan Keuangan

Sejumlah pemimpin Eropa, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz, telah menyerukan peningkatan investasi dalam industri pertahanan Eropa Demi mengurangi ketergantungan pada Amerika Perkumpulan. Tetapi, perubahan ini membutuhkan waktu bertahun-tahun Demi Betul-Betul menghasilkan Akibat yang signifikan di medan perang.

Selain Uni Eropa, Inggris juga telah memperkuat dukungan militernya terhadap Ukraina, termasuk mengirimkan lebih banyak sistem pertahanan udara dan amunisi. Tetapi, skala Donasi Inggris tetap jauh lebih kecil dibandingkan dengan yang diberikan oleh Amerika Perkumpulan selama tiga tahun terakhir.

Cancian dan Park juga mencatat bahwa tanpa keterlibatan penuh AS, Ukraina harus lebih banyak mengandalkan produksi senjatanya sendiri. Sejak invasi Rusia pada 2022, Ukraina telah meningkatkan produksi drone militer dan artileri, tetapi Tetap jauh dari cukup Demi mengimbangi kebutuhan di medan perang.

“Meskipun Ukraina telah mencapai kemajuan dalam produksi pertahanannya sendiri, skala produksinya Bukan cukup Demi memenuhi kebutuhan perangnya dalam jangka panjang,” tulis mereka.
 

 

Akibat Terhadap Medan Perang

Tanpa dukungan penuh AS, prospek Ukraina di medan perang menjadi suram. “Demi ini perang berada dalam kondisi stagnan, tetapi Rusia Mempunyai Kelebihan inisiatif,” tulis Cancian dan Park. “Pertahanan Ukraina di front timur mulai goyah, tetapi belum runtuh.”

Cancian dan Park mencatat bahwa meskipun Rusia mengalami korban jiwa dalam jumlah besar, mereka tetap Mempunyai Kelebihan dalam jumlah personel dan persediaan senjata dibandingkan Ukraina.

Cek Artikel:  Awallai Tak Ikhlas Tangani Masalah Ukraina, Hongaria Batal Jadi Uzurn Rumah Pertemuan Uni Eropa

“Apabila Donasi AS Betul-Betul dihentikan, Ukraina Tetap Bisa bertahan, tetapi dengan kemampuan yang semakin menurun,” tambah mereka.

Selain itu, mereka memperingatkan bahwa tanpa dukungan logistik AS, Ukraina akan mengalami keterbatasan amunisi dan Etnis cadang Demi sistem pertahanan canggihnya.

“Kapasitas produksi amunisi di dalam negeri Tetap belum cukup Demi memenuhi kebutuhan medan perang,” kata Cancian dan Park. Apabila Ukraina kehilangan kemampuan bertahan, Rusia dapat memperluas serangannya ke kota-kota besar seperti Kharkiv dan Odesa.

Selain aspek militer, penghentian Donasi AS juga dapat berdampak pada moral Laskar Ukraina. Laskar yang kelelahan dan kekurangan peralatan akan mengalami tekanan psikologis lebih besar, sementara Rusia dapat memanfaatkan momentum ini Demi mempercepat operasinya di berbagai front.

Apabila ini terjadi, Ukraina akan dipaksa menerima perundingan damai yang menguntungkan Rusia dan kehilangan lebih banyak wilayahnya.

Masa depan Ukraina kini berada dalam ketidakpastian. Apabila AS sepenuhnya menghentikan Donasi militernya, Ukraina kemungkinan besar akan kesulitan Demi melanjutkan perlawanan secara efektif. Meskipun Eropa telah meningkatkan Donasi, kapasitas mereka Tetap jauh dari cukup Demi menutupi kekurangan akibat hilangnya dukungan AS.

“Intinya: Prospek bagi Ukraina suram. Dalam skenario terbaik, Donasi dari AS dan Eropa Maju berlanjut, yang cukup Demi menstabilkan garis depan, menahan serangan Rusia, dan membeli waktu Demi mencapai penyelesaian melalui negosiasi—mungkin dengan Rusia yang lebih bersedia berkompromi Demi jumlah korban mereka melewati Bilangan 1 juta,” Tulis Cancian dan Park.

“Sangat tragis bahwa rakyat Ukraina berada di titik ini setelah tiga tahun perlawanan heroik dan pengorbanan,” tutupCancian dan Park.

Mungkin Anda Menyukai