PEMERINTAHAN baru di Rendah pimpinan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka digadang-gadang sebagai tonggak dalam mewujudkan Cita-cita Serempak Indonesia Emas 2045. Pada Demi itu, Indonesia diimpikan sudah menjadi negara maju.
Tetapi, mimpi besar itu Niscaya Bukan ringan. Ia butuh komitmen kuat, pikiran cerdas, juga ikhtiar superkeras. Karena itu, apa yang ditekadkan presiden terpilih Prabowo Subianto Buat melanjutkan sejumlah Sasaran pemerintahan sebelumnya di Rendah kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf adalah langkah yang Cocok. Itu menjadi modal berharga Buat mendekatkan antara capaian dan impian.
Pelibatan para menteri pemerintahan Jokowi dalam komposisi kabinet Prabowo-Gibran, yang Pandai dimaknai sebagai proses sinkronisasi kebijakan, Bukan Kembali menjadi hambatan bagi jalannya pemerintahan baru. Apalagi proses transisi kebijakan telah dilakukan jauh hari.
Dukungan pemerintahan Demi ini yang Bukan hanya dari sisi kebijakan Buat memuluskan transisi, tetapi juga mendorong 11 badan usaha Punya negara (BUMN) Buat menggelar pesta rakyat menyambut Prabowo-Gibran, juga Pandai memberikan Kekuatan positif bagi pemerintahan baru.
Tetapi, publik tentu berharap bahwa kemeriahan yang telah dipersiapkan tersebut Bukan Membangun Kekasih ini terlarut dalam euforia pelantikan. Itu karena Berbagai Jenis tugas besar Buat menunaikan janji-janji kampanye Prabowo-Gibran sudah menanti.
Prabowo, salah satunya, sudah menjanjikan bergulirnya transformasi agar Indonesia Pandai menjadi negara maju, bangsa adidaya. Salah satu bentuknya ialah menjawab tantangan Dunia di bidang pertahanan keamanan, kemajuan teknologi, Kelebihan ekonomi sehingga Indonesia Pandai sejajar dengan bangsa maju.
Dengan visi sebesar itu, mestinya Bukan Eksis yang namanya periode euforia, periode nostalgia. Pemerintahan baru harus segera mengupayakan kerja Konkret dengan strategi-strategi yang jitu.
Proses transisi pemerintahan Jokowi ke Prabowo yang berlangsung positif mestinya menjadi modal Istimewa. Karena itu, Bukan Eksis Waktu Waktu kosong waktu Kembali, setelah kabinet dilantik, segera tancap gas. Para menteri dan wakil menteri nantinya Pandai langsung bekerja.
Belum Kembali urusan penambahan jumlah kabinet yang lahir dari pemekaran dan pemisahan kementerian yang sudah Eksis plus pembentukan badan baru, juga makin menegaskan bahwa euforia pelantikan Bukan boleh berlarut-larut. Situasi ekonomi yang Bukan Berkualitas-Berkualitas saja pun jadi tantangan Konkret yang butuh solusi segera.
Satu hal yang perlu dijaga ialah komitmen Prabowo-Gibran Buat tancap gas jangan hanya besar dan kuat di awal, tetapi landai ketika sudah berjalan, Lewat digas Kembali di ujung. Konsistensi tancap gas mesti disetel di awal, di tengah, dan di ujung pemerintahan. Karena, umumnya apa yang dilakukan oleh pemerintahan baru ialah menggenjot di awal dan mengegas di setahun terakhir pemerintahan. Di tengah-tengah, mulai banyak yang mengendur.
Pemerintahan baru Bukan Kembali Mempunyai kemewahan Buat berleha-leha. Visi Indonesia Emas 2045 menuntut kerja keras pemerintahan. Mimpi sebesar itu akan sulit tercapai Kalau pemerintahan bermental suam-suam kuku, yakni sungguh-sungguh bekerja hanya pada permulaan, tapi kemudian memble.
Prabowo-Gibran dihadapkan dengan berbagai tantangan dan permasalahan yang Bukan ringan. Karena itu, ia butuh konsistensi, persistensi, dan stok motivasi.