Tanaman Padi Terancam Tewas, Petani Purwakarta Terpaksa Panen Pagi

Tanaman Padi Terancam Mati, Petani Purwakarta Terpaksa Panen Dini
Kekeringan di lahan persawahan terus meluas(MI/YOSE H)

AKIBAT kekurangan air, tanaman padi di areal seluas belasan hektare di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengalami rebah dan mulai mati. Buat mengurangi kerugian, petani terpaksa melakukan panen dini, meski hasilnya tak bisa menutupi biaya tanam.

Kondisi itu terjadi di Desa Citalang, Kecamatan Purwakarta. Tanaman padi menjadi rebah dan rusak, karena batang tanaman yang kering,
padahal masa panen sebenarnya tinggal menunggu beberapa pekan lagi.

Buat mengurangi kerugian, petani terpaksa melakukan panen lebih awal.
Panen dini dilakukan agar ada gabah yang bisa terselamatkan,
meskipun hasilnya sangat minim.

Baca juga : Penduduk Purwakarta Harus Mencari Air Rapi Sejauh 5 Kilometer

Dalam satu petak yang biasa mendapat hasil panen hingga tujuh karung gabah, saat ini hanya bisa didapatkan tiga karung gabah.

Cek Artikel:  Dedi Mulyadi Dapat Dukungan Partai Buruh di Pilkada Jawa Barat

“Terpaksa harus dipanen walaupun belum waktunya, kalau tidak kerugian akan lebih besar,” Kata Inu, petani, Rabu (4/9).

Dia mengaku mengalami kerugian cukup besar, akibat suplai air yang tak
ada di musim kemarau. Di Desa Citalang, area tanaman padi usia tua yang
kering mencapai belasan hektare.

Petani mendesak pemerintah membantu mereka untuk menyediakan pasokan
air agar tidak selalu merugi di musim kemarau.

“Kami berharap pemerintah bisa menyediakan pasokan air atau alat pompa agar petani tidak selalu merugi saat musim kemarau,” ungkap Inu.

Mungkin Anda Menyukai