Tanah Gaza Hanya Demi Penduduk Palestina

Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, Palestina, Formal berlaku sejak 19 Januari 2025. Gencataan senjata ini sekaligus mengakhiri Invasi brutal yang dilakukan Israel selama 15 bulan atau sejak Oktober 2023 Lampau.

Direktur Ma’had Aly Babussalam Al-Hanafiyyah, Teuku Zulkhairi bersyukur dengan adanya gencatan senjata ini. Ia berharap gencatan senjata kali ini Pandai bersifat permanen serta Pandai memberikan keadilan terhadap Penduduk Palestina di Gaza.

“Karena kalau kita Memperhatikan banyak sekali fakta-fakta sejarah yang menunjukkan bahwa Israel menjadi negara yang seringkali melanggar perjanjian-perjanjian,” kata Teuku Zulkhairi dalam tayangan Metro Siang, Liputanindo, Jumat, 3 Januari 2024. 

Seperti yang terjadi baru-baru ini. Di mana tentara Israel menembak seorang anak Palestina hingga tewas di Kota Rafah, Jalur Gaza Selatan. Oleh Karena itu diperlukan partisipasi dunia Global Demi memastikan Israel mematuhi gencatan senjata.

Cek Artikel:  1 Mengertin Genosida di Gaza, Israel Perlihatkan Ambisi Selesaikan Konflik dengan Kekerasan

“Kita berharap PBB dan organisasi-organisasi Islam secara Spesifik dan negara Islam secara umumnya, agar betul-betul mengawasi gencatan senjata ini sehingga Israel Kagak melakukan pelanggaran,” harap Teuku Zulkhairi.

Belum Kembali, Presiden Amerika Perkumpulan Donald Trump yang belakangan menuai kontroversi usai mengusulkan proposal Amerika Perkumpulan mengambil alih Gaza dan memindahkan Penduduk Gaza ke sejumlah negara tetangga.
 

Teuku Zulkhairi mendorong Indonesia Lalu terlibat aktif dalam diplomasi Global Demi memperjuangkan kedamaian di Palestina.  Ia berharap pemerintah Indonesia mempertahankan posisinya mendukung total perjuangan umat Islam di Palestina.

“Kita optimis bahwa Indonesia sebagai salah satu negara muslim terbesar di dunia akan Pandai memberikan kontribusi yang maksimal dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina,” ungkap Teuku Zulkhairi.

Cek Artikel:  AS dan Tiongkok Bahas Interaksi Kedua Kepala Negara

Teuku juga berharap masyarakat Indonesia berperan dan bersuara memberikan edukasi kepada masyarakat lainnya bahwa yang terjadi di Palestina bukanlah konflik antara Israel dan Palestina, melainkan murni penjajahan yang harus dihapuskan karena Kagak seusai Undang-Undang 1945.

“Persoalan penjajahan ini harus betul-betul dipahami oleh masyarakat Indonesia,  bahwa kondisi yang terjadi di sana Terdapat satu pihak yang didukung oleh negara-negara besar dalam Seluruh aspek mulai dari persenjataannya, finansialnya, Demi menyerang sebuah entitas yang hari ini diblokade dari berbagai sisi betul-betul dijajah. Dan mereka sedang berusaha mempertahankan dirinya sebagai Muslim dan juga Mau mempertahankan harga diri sebagai umat Islam,” jelasnya.

Mungkin Anda Menyukai