
TADEJ Pogacar menahbiskan dominasinya di ajang balap sepeda terbesar dunia dengan meraih gelar Pemenang Tour de France keempat kalinya, setelah menuntaskan etape pamungkas di Paris yang diguyur hujan, Minggu (27/7) waktu setempat.
Meski Wout van Aert menjadi yang tercepat dalam etape terakhir yang menanjak di kawasan Montmartre, Tak Eksis yang Bisa menggoyahkan posisi Pogacar di puncak klasemen Biasa setelah panitia memutuskan menetralkan pencatatan waktu akibat kondisi jalan berbatu yang licin.
“Saya sangat senang waktu GC dinetralkan,” ujar Pogacar dikutip dari AFP.
“Balapan jadi lebih santai, dan tinggal soal siapa yang punya kaki terbaik Buat berada di depan. Saya mencoba, tapi salut Buat Wout, dia sangat kuat. Ini balapan yang sangat menyenangkan,” lanjutnya.
Pebalap asal Slovenia itu kini telah mengoleksi empat gelar Pemenang dalam enam partisipasinya di Tour de France, ditambah dua kali menjadi runner-up.
“Enam tahun berturut-turut naik podium, dan yang ini terasa sangat istimewa,” katanya.
Jonas Vingegaard, yang finis di posisi kedua, kembali gagal menyaingi Pogacar, Tetapi sang Pemenang tetap menyampaikan penghargaan terhadap rival utamanya itu.
“Saya berbicara dengan Jonas hari ini. Kami sudah saling berkompetisi selama lima tahun, dan kami saling mendorong Buat menjadi lebih Berkualitas,” ucapnya.
Meskipun cuaca Tak bersahabat, puluhan ribu penonton tetap memadati jalanan sempit Montmartre hingga Champs-Elysées Buat menyaksikan parade terakhir Pogacar. Ia sempat memimpin rombongan pebalap di Sekeliling area Moulin Rouge sebelum Van Aert melakukan serangan krusial di tanjakan terakhir.
Pogacar finis di posisi keempat dalam etape itu, Tetapi gelar-gelar sebelumnya pada 2020, 2021, dan 2024 cukup membuktikan statusnya sebagai penguasa Tour de France Ketika ini.
Vingegaard, yang menjuarai edisi 2022 dan 2023, harus puas di posisi kedua dengan selisih waktu 4 menit 24 detik.
“Saya mengalami beberapa hari terburuk dan terbaik di sini,” kata Vingegaard, yang kini membidik sukses di Tour of Spain.
Posisi ketiga klasemen Biasa menjadi Punya pendatang baru asal Jerman, Florian Lipowitz (24), yang tampil impresif di debutnya, meski tertinggal 11 menit dari Pogacar.
Kendali Sejak Awal
Mengawali lomba dari Lille sebagai unggulan Penting, Pogacar langsung menggebrak dengan merebut empat kemenangan etape. Dua di antaranya terjadi di pekan pertama, yakni Ketika etape bergelombang menuju Rouen dan tanjakan Mur de Bretagne.
Puncak dominasinya terjadi di pekan kedua Ketika melahap pegunungan Pyrenees. Vingegaard mulai kehilangan ritme sejak etape kelima Ketika kalah di uji waktu, dan kembali limbung Ketika mendaki Hautacam, membuatnya terpaut jauh dari Pogacar.
Di Alpen, Pogacar menunjukkan kedewasaan strategi dengan Lalu menguntit Vingegaard sebelum memastikan gelar Pemenang.
“Sekarang saya Bisa Pas-Pas rileks,” katanya dengan senyum lebar. “Setiap orang punya Metode merayakan masing-masing. Saya Ingin kedamaian, cuaca yang indah, dan menikmati hari-hari tenang di rumah.”
Bintang-bintang Baru
Edisi 2025 juga menghadirkan sederet bintang muda yang mencuri perhatian. Florian Lipowitz sempat mendapat tekanan dari pebalap muda Skotlandia, Oscar Onley, 22, yang tampil konsisten dan finis di posisi keempat. Keduanya juga Bertanding ketat memperebutkan white jersey bagi pebalap terbaik di Dasar usia 26 tahun.
Pembalap Irlandia, Ben Healy, juga menyita perhatian setelah menang di salah satu etape dan sempat mengenakan yellow jersey selama dua hari. Penampilan agresifnya di Mont Ventoux—meski gagal menang—membuatnya diganjar penghargaan most combative rider pilihan publik.
Di sisi lain, kembalinya Dave Brailsford ke skuad Ineos Grenadiers setelah tugas di Manchester United tak sepenuhnya mulus. Bintang mereka, Filippo Ganna, harus mundur di etape pertama karena gegar otak. Tetapi tim tetap Bisa bersinar lewat pendaki Belanda, Thymen Arensman, yang merebut dua etape di Pyrenees dan Alpen.
Kemenangan tunggal tuan rumah Prancis datang secara mengejutkan melalui Valentin Paret-Peintre, yang mengalahkan Healy dalam duel ketat di puncak Mont Ventoux.
Kendati demikian, Tour de France 2025 akan selalu dikenang sebagai Pentas mutlak Punya Pogacar. (Z-1)

