Swiatek Tersingkir, Kesempatan Sabalenka Pertahankan Gelar Australian Open Semakin Terbuka

Liputanindo.id JAKARTA – Aryna Sabalenka merasa lebih kuat saat ini dibanding ketika memenangi Grand Slam perdananya di Australian Open tahun lalu. Potensi petenis nomor dua dunia itu mempertahankan gelar semakin meningkat.

Petenis Belarusia itu memegang kendali penuh melawan petenis Amerika non-unggulan Terjaminda Anisimova, memenangi pertandingan 6-3, 6-2 dalam 70 menit untuk mencapai perempat final.

Sabalenka hanya kalah 11 gim dalam empat pertandingannya, dan dengan unggulan teratas Iga Swiatek tersingkir dari Australian Open, ia jelas difavoritkan untuk memenangi gelar Grand Slam tersebut.

Baca Juga:
Tiga Petenis Top Sepuhn Rumah Tersingkir di Laga Pembuka Miami Open

Kalau ia berhasil melakukannya, ia akan menjadi perempuan pertama yang mempertahankan gelar tersebut setelah rekan senegaranya Victoria Azarenka meraih prestasi tersebut pada 2013.

Cek Artikel:  Mahfud MD Berharap Putusan MKMK yang Terbaik Buat Demokrasi

“Saya rasa saya merasa lebih kuat dibandingkan tahun lalu. Sejauh ini saya merasa baik-baik saja. Mudah-mudahan saya bisa mempertahankannya,” kata Sabalenka, seperti disiarkan AFP, Minggu.

“Saya menjadi lebih kuat karena saya menikmati atmosfernya dan saya sangat ingin bertahan di sini selama mungkin, hingga hari terakhir.”

Dia menjadi petenis putri yang memenangi 11 pertandingan berturut-turut di Australian Open setelah Serena Williams antara 2017 hingga 2019. Williams tidak bermain di turnamen tersebut pada 2018.

Sabalenka juga menjadi petenis termuda yang mencapai enam perempat final Grand Slam putri berturut-turut setelah Amelie Mauresmo, yang mencapai prestasi tersebut antara US Open 2003 hingga Australian Open 2005.

Meski berhasil melewati tahun dengan capaian terbaik — mencapai semifinal di French Open dan Wimbledon sebelum kalah dari Coco Gauff di final US Open — ia mengatakan tidak ada yang berubah dari dirinya, dilansir dari Antara.

Cek Artikel:  Kantor Informasi Palestina Sebut 92 Orang Jurnalis Tewas Sejak Serangan Israel Oktober Lewat

“Saya bisa mengatakan bahwa saya pikir saya akan merasa berbeda setelah memenangi Grand Slam,” ujar Sabalenka.

“Kagak ada bedanya. Anda masih merasakan hal yang sama. Anda masih harus menampilkan permainan terbaik Anda. Anda masih harus berjuang untuk itu. Perasaan yang persis sama seperti yang saya rasakan satu tahun lalu.”

Anisimova, yang sedang dalam masa comeback setelah delapan bulan istirahat karena kelelahan dan masalah kesehatan mental, memenangi empat pertemuan dengan Sabalenka sebelumnya.

Tetapi, Sabalenka membalikkan keadaan saat terakhir kali mereka bertemu, di Roma pada 2022, dan dengan Anisimova yang kini berada di peringkat 442, hal itu sudah tampak jelas.

Anisimova tak punya jawaban atas kekuatan dahsyat Sabalenka di set pertama. Unggulan kedua itu mencetak break pada gim kedua ketika pukulan forehand Anisimova mengenai net, dan petenis Amerika itu menyelamatkan break point pada servis gim berikutnya untuk menghindari ketertinggalan lebih jauh.

Cek Artikel:  Polisi Selidiki Teror Begal Payudara di Makassar

Tetapi, Sabalenka berhasil memimpin. Kisah serupa terjadi di set kedua, dengan Sabalenka memanfaatkan unforced error yang dilakukan Anisimova pada gim servis pembukanya untuk melakukan break krusial.

Break lainnya membuat Sabalenka unggul 5-2, dan dia melakukan servis untuk menyelesaikan pertandingan tersebut dengan kemenangan. (IRN)

 

Baca Juga:
Usai Tersingkir dari Indian Wells, Djokovic Putuskan Absen di Miami Open

 

Mungkin Anda Menyukai