STUNTING memiliki hubungan yang erat dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut anak. Anak-anak yang mengalami masalah pada kesehatan gigi dan mulut mereka, cenderung melakukan Gerakan Tutup Mulut (GTM) dengan menolak makanan apapun.
Akibatnya, asupan nutrisi harian menjadi terbatas karena anak enggan mengonsumsi makanan yang diberikan. “Kebiasaanlnya, kalau sakit, makannya susah. Kagak mau makan sehingga gizi atau nutrisi berkurang. Jadi, ada hubungan antara stunting dan kondisi kesehatan gigi dan mulut anak,” ungkap Head Dentist Trainer Satu Dental drg Jessica Mulia Dipl clin orth, saat peluncuran komunitas Satu Hati dari Satu Dental, di Taman Kajoe, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, Sabtu (6/7).
Kepada diketahui, stunting merupakan kondisi terhambatnya pertumbuhan pada anak di masa-masa golden age mereka. Golden age merupakan periode penting dalam masa perkembangan anak. Masa golden age adalah masa emas pada anak-anak di awal kehidupannya yaitu pada usia 0-5 tahun. Fase ini penting untuk diperhatikan oleh orang tua karena pada fase ini pertumbuhan anak berkembang begitu pesat.
Baca juga : Salah Kaprah dalam Menyikat Gigi
Terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi seorang anak mengalami stunting, terutama kurangnya asupan nutrisi sejak dalam kandungan hingga usia 6 tahun sehingga berdampak pada kehidupan anak sampai dewasa.
Anak dalam kondisi stunting biasanya memiliki tinggi dan berat badan yang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Jessica menjelaskan anak-anak biasanya mulai mengalami pertumbuhan gigi pada usia 6-12 bulan dan akan selesai saat usianya 2,5 tahun.
Tetapi demikian, masa pertumbuhan gigi anak sangat beragam karena berbagai faktor termasuk pertumbuhan anak itu sendiri. Pertumbuhan gigi yang terlambat juga berkaitan erat dengan asupan nutrisi yang diterima oleh anak.
Selain dengan memenuhi kebutuhan nutrisi, orang tua juga bisa membantu merangsang pertumbuhan gigi anak dengan membiasakan mereka menggigit makanan dengan tekstur agak keras atau dingin. (H-2)