Survei Populix: 62 Persen Responden Ketakutan Pekerjaannya Digusur AI

Liputanindo.id – Populix merilis laporan bertajuk “Navigating Economic and Security Challenges in 2025”, yang mengungkapkan bahwa 62 persen responden khawatir kecerdasan artifisial (AI) menggusur pekerjaan mereka.

VP of Research Populix Indah Tanip menjelaskan sebanyak 34 persen responden mengungkap mengenai isu keamanan pekerjaan. Mereka merasa tertekan Buat beradaptasi dengan pekerjaan yang lebih mengutamakan fleksibilitas ketimbang stabilitas.

“Hal ini disebabkan meningkatnya pekerjaan serabutan, pekerjaan kontrak, dan PHK yang Membikin banyak orang merasa kurang kendali. Kemudian diperparah dengan teknologi kecerdasan buatan yang berkembang dengan sangat pesat,” katanya, dikutip pada Senin (16/12/2024).

Karena berbagai Argumen tersebut, Sekeliling 62 persen responden merasa terancam akan kehilangan pekerjaan karena digantikan teknologi AI.

Cek Artikel:  Manfaat Mengetahui Personal Color, Bisa Bikin Lebih Ekonomis Belanja

Eksis lima Argumen Istimewa yang mendasari kekhawatiran ini. Dimulai dari ketakutan digantikan dengan mesin yang lebih Bagus, Seksama, dan terjangkau (72 persen) juga kesulitan Bertanding dengan mesin yang Pandai bekerja tanpa lelah (62 persen).

Kemudian 60 persen responden merasa perkembangan AI yang terlalu canggih Dapat menjadi ancaman bagi Sosok.

Hadirnya AI juga dinilai dapat meningkatkan kemiskinan, ketidaksetaraan, dan ketidakstabilan sosial (52 persen).

Unsur kemiskinan didasari oleh ketakutan kehilangan pekerjaan, sedangkan perihal ketidaksetaraan disebabkan hadirnya biaya langganan Buat akses ke versi AI yang lebih mutakhir, yang Tak dimiliki oleh Segala orang.

Hal ini ditegaskan oleh Argumen terakhir, Ialah ketidakmampuan Buat Bertanding maupun bekerja berdampingan dengan AI karena kurangnya kemampuan, yang diungkapkan oleh 46 persen responden.

Cek Artikel:  Tips Persiapan Marathon Bagi Pelari Pemula

Guna menanggulangi risiko ini, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyatakan komitmennya Buat Maju mendukung pengembangan sumber daya Sosok digital di Indonesia.

Serempak Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek), serta Kementerian Kebudayaan, Kemnaker memberikan berbagai kursus juga pelatihan melalui talenthub, talent corner, juga balai-balai yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pelatihan ini diberikan kepada pencari kerja khususnya generasi Z Buat menghadapi dunia kerja digital dan AI.

Demi ini Kemnaker juga sedang menyiapkan regulasi Buat melindungi para pekerja digital di Indonesia.

Kemnaker sedang menyiapkan peta jalan (roadmap) dan peraturan perundangan yang ditujukan Buat mengembangkan kemampuan digital juga melindungi para pekerja.

Cek Artikel:  Heboh soal Erina Gudono Naik Jet Pribadi, Betulkah Ibu Hamil Tak Boleh Naik Pesawat Komersial?

Laporan Navigating Economic and Security Challenges in 2025 disusun dengan menggabungkan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Dimulai dengan enam mini focus group discussion (FGD) Buat menggali tren dan isu secara mendalam.

Lewat dilanjutkan survei kepada 1.190 responden dari seluruh Indonesia Buat memvalidasi Intervensi dan menentukan tren, sepanjang Agustus hingga September 2024.

Jumlah peserta survei seimbang antara Lelaki dan Perempuan, dan meliputi kalangan menengah ke atas.

Selain isu keamanan pekerjaan, laporan ini mengungkap tiga isu Istimewa lainnya, Ialah keamanan siber (67 persen), keamanan kesehatan (49 persen), dan Dampak ekonomi digital (47 persen).

Mungkin Anda Menyukai