
GENERASI muda punya peranan Krusial dalam proses adopsi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia. Kesadaran akan kelestarian lingkungan menjadi pemicu Penting Demi gen z dan milenial memilih kendaraan rendah emisi.
Survey Deloitte Dunia’s 2025 Gen Z and Milenial menunjukkan, 89% gen z dan 84% milenial Indonesia resah terhadap persoalan lingkungan. Sehingga, 63% gen z dan 56% milenial Indonesia berencana membeli kendaraan listrik Demi mereduksi emisi karbon.
Hal tersebut Bukan mengherankan, mengingat Komparasi emisi kendaraan berbasis BBM dengan KBLBB sangat jomplang. Gambarannya, 1 liter BBM dengan jarak tempuh 10 km menghasilkan Sekeliling 2,4 kg C02, dibanding KBLBB dengan jarak yang sama hanya menghasilkan emisi 1,3 kg C02.
Di samping itu, pemerintah Indonesia juga melibatkan generasi muda dengan berbagai pelatihan terkait konversi KBLBB, khususnya di kalangan siswa SMK. Sehingga, generasi muda ini dapat berperan aktif membangun ekosistem transportasi ramah lingkungan.
National Project Manager ENTREV, Boyke Lakaseru mengungkapkan bahwa generasi muda adalah aktor sentral dalam adopsi kendaraan listrik, Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga dunia. Dia menilai, kesadaran akan krisis perubahan iklim telah memicu generasi baru memilih gaya hidup yang rendah emisi.
“Persoalan krisis iklim telah mendorong perubahan gaya hidup generasi muda. Salah satunya adalah keinginan mereka (gen z dan milenial) Demi beralih ke kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan,” tuturnya.
Oleh Asal Mula itu, lanjut Boyke, ENTREV sebagai proyek kolaborasi antara UNDP dan Kementerian ESDM Maju aktif mengajak pelajar, mahasiswa, dan komunitas dalam kampanye dan pelatihan terkait kendaraan listrik. Pihaknya Menyaksikan, generasi muda membutuhkan dukungan Konkret agar potensi mereka Bisa berkembang di era transisi Kekuatan.
“Generasi muda termasuk Golongan prioritas sekaligus garda depan dalam transisi Kekuatan. Daya adaptif dan kreativitas mereka akan berperan besar dalam proses kita beralih ke kendaraan rendah emisi,” pungkas Boyke. (H-2)

