PENDUKUNG PDIP di Sumatra Utara cenderung lebih memilih calon gubernur-wakil gubernur Bobby Nasution-Surya dalam sigi yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada 28 Oktober-3 November. Padahal, PDI Perjuangan merupakan partai pengusung Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala
Bunyi pemilih PDI Perjuangan Malah lebih banyak diberikan kepada Kekasih Bobby Nasution-Surya. Berdasarkan sigi tersebut, basis pemilih PDI Perjuangan yang memilih Edy-Hasan hanya 33,8%, sedangkan Bobby-Surya mencapai 59,6%.
“PDIP sebagai pengurusnya (Edy-Hasan) itu 33,8% sedikit di atas Bunyi rata-rata. Ini tampak Tak solid, kebanyakan Malah memilih Kekasih Bobby-Surya,” ujar peneliti Esensial Indikator, Hendro Prasetyo, dalam rilis bertajuk Siapa Pemenang di Sumatera Utara? Kinerja Petahana dan Pengaruh Elektoralnya, Jumat (7/11).
Basis partai yang paling banyak memilih Edy-Hasan adalah PKS, yakni 50%. Sedangkan Bobby-Surya 43,3%, dengan 6,7% menjawab Tak Paham. Basis pemilih PKB juga cukup signifikan memilih Edy-Hasan dengan 49,9%, sedangkan Bobby-Surya 46,6% dengan 3,5% responden Tak Paham.
Bobby-Surya sendiri cukup banyak dipilih oleh responden yang menjadi basis pendukung Gerindra, Yakni 71,8%. Sementara, pendukung Geridnra yang mendukung Edy-Hasan hanya 25,1%. Responden pemilih Partai Golkar juga lebih banyak memilih Bobby-Surya dengan 69,5% dibanding Edy-Hasan yang hanya 25,8%.
Hendro menilai, fenomena basis pemilih PDI Perjuangan yang lebih memilih Bobby-Surya dikenal dengan istilah split ticket voting. Artinya, seseorang memilih partai A, tapi calon yang dipilih bukan berasal dari yang didukung partai tersebut. Menurutnya, fenomena itu adalah hal Lumrah.
“Artinya Terdapat perbedaan antara keputusan elite mendukung calon tertentu dengan para pendukung partai itu. Dapat juga karena memang pilihan orang antara partai dengan tokoh itu Dapat jadi beda. Itu wajar saja. Tapi ini adalah indikasi seberapa solid dukungan itu mendapatkan support dari para pemilih,” pungkasnya. (J-2)