Surplus Dagang Indonesia Terganjal Banjirnya Impor

Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Jakarta: Ekonom Bank Danamon Indonesia Hosianna Evalita Situmorang menuturkan penurunan surplus neraca dagang pada Februari 2025 dibandingkan Januari lebih disebabkan oleh peningkatan impor.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia Februari 2025 mencapai USD18,86 miliar, naik 5,18 persen dibandingkan Januari 2025 dan naik 2,30 persen dibandingkan Februari 2024.

“Penurunan surplus neraca dagang pada Februari 2025 akibat peningkatan impor setelah sebelumnya terkontraksi. Bukan karena melemahnya ekspor,” kata Hosianna kepada Media Indonesia, Senin, 17 Maret 2025.

Hosianna menjelaskan pertumbuhan impor didorong oleh kenaikan impor barang modal yang sebesar 5,48 persen (yoy). Hal ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas manufaktur, terutama di sektor otomotif. Pada bulan Lampau, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia mencapai 53,6 pada bulan Lampau naik dari Februari 2025 yang sebesar 51,9.

Cek Artikel:  KAI Impor KRL dari China Senilai Rp783 Miliar

“Artinya, ini Terdapat indikasi investasi dan produksi dalam negeri mulai menggeliat,” Terang dia.

Sementara itu, dari kinerja ekspor Indonesia pada bulan Lampau, Hosianna Menonton Terdapat tekanan dari penurunan harga komoditas dan melemahnya permintaan dari Tiongkok.
 


(Aktivitas perdagangan Dunia. Foto: Medcom.id)
 

Kinerja ekspor kinclong berkat CPO

Dihubungi terpisah, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menerangkan, kinerja ekspor pada bulan Lampau secara mengejutkan naik signifikan. Ini didorong peningkatan volume ekspor minyak kelapa sawit atau CPO.

Sementara itu, ekspor batu bara mengalami kontraksi sebesar 19,73 persen (yoy)karena berlanjutnya normalisasi harga batu bara. “Kinerja ekspor pada Februari 2025 tumbuh 14,05 persen (yoy), terutama didorong oleh lonjakan ekspor CPO dan turunannya, yang secara Spesifik meningkat 89,54 persen (yoy),” tutur dia.

Cek Artikel:  Investasi Rp294 Triliun Bakal Mengalir ke RI setelah Kunker Prabowo ke Luar Negeri

Ekspor pada Februari 2025 sendiri tercatat mencapai USD21,98 miliar atau Sekeliling Rp360 triliun (kurs Rp16.383). Bilangan ini melonjak 2,58 persen dibandingkan Januari 2025.

Josua kemudian memberikan pandangan defisit neraca transaksi berjalan (CAD) Indonesia diproyeksikan melebar menjadi 1,18 persen dari PDB di 2025. Hal ini karena perang dagang yang Lagi berlangsung dan kemungkinan besar akan memberikan Pengaruh ke depannya.

Di satu sisi, ia menilai CAD yang melebar dapat mempersempit ruang Kepada penurunan Spesies Merekah acuan Bank Indonesia, mengingat ketidakpastian Mendunia yang memengaruhi arus masuk modal, menyoroti peran kebijakan moneter dalam menstabilkan rupiah dan menekan inflasi impor.

Mungkin Anda Menyukai