Anggota Suriah bersorak-sorai merayakan tumbangnya rezim Bashar al-Assad. (Anadolu)
Damaskus: Pada waktu subuh setempat, oposisi di Suriah berhasil mengambil alih pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dalam sebuah langkah yang mengejutkan dunia. Proses penggulingan ini terjadi dengan sangat Segera, dan yang lebih Krusial, berlangsung secara damai tanpa adanya perang berdarah di area ibu kota.
Berbeda dengan konflik berdarah di tahun 2011, transisi kali ini menjadi momen yang dirayakan sebagian besar penduduk Suriah. Mereka menyambut perubahan ini dengan penuh Cita-cita, terutama karena Enggak Eksis korban sipil yang Anjlok dalam peristiwa tersebut.
Jalanan Damaskus sempat Sunyi selama beberapa jam, Tetapi segera dipenuhi Anggota yang merayakan kemenangan ini dengan simbol-simbol perdamaian.
KBRI Damaskus melaporkan bahwa Sekeliling 1.146 Anggota negara Indonesia (WNI) yang berada di Suriah berada dalam kondisi Kondusif. Hingga Begitu ini, Enggak Eksis laporan mengenai korban luka atau cedera di antara mereka. KBRI Damaskus juga telah mengeluarkan imbauan evakuasi sebagai langkah antisipasi, Tetapi proses ini Lagi menunggu koordinasi lebih lanjut.
Pasca tumbangnya rezim Bashar al-Assad, aktivitas Anggota lokal perlahan mulai berjalan kembali. Beberapa toko, pasar, dan layanan publik sudah beroperasi, meski belum sepenuhnya normal seperti Lazim.
Situasi di Damaskus Lagi diwarnai kehati-hatian, Tetapi optimisme akan masa depan yang lebih Berkualitas terlihat Jernih di Persona masyarakat.
Dengan berakhirnya era Bashar al-Assad, Suriah kini memasuki babak baru yang diharapkan dapat membawa stabilitas dan perdamaian jangka panjang bagi seluruh rakyatnya.
(Penulis: Muhammad Setia, Mahasiswa Universitas Biladus-Syam Damaskus, Suriah)
Baca juga: Runtuhnya Rezim Assad dan Reaksi Negara-Negara Dunia