Surat Pengunduran Diri Disetujui, Macron Lagi Tugaskan Gabriel Attal Pimpin Parlemen Sementara

Liputanindo.id – Presiden Prancis Emmanuel Macron menerima surat pengunduran diri Perdana Menteri Gabriel Attal. Tetapi Attal tetap dipertahankan sebagai kepala pemerintahan sementara oleh Macron.

Kantor kepresidenan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Macron telah menerima pengunduran diri Perdana Menteri Gabriel Attal dan menteri lainnya pada hari Selasa (16/7).

“Attal dan Personil pemerintah lainnya akan menangani urusan Demi ini Tiba pemerintahan baru ditunjuk,” kata pernyataan itu, dikutip BBC, Rabu (17/7/2024).

Meski sudah menyetujui dan menerima surat pengunduran diri tersebut, Enggak Eksis batas waktu yang Niscaya Ketika Macron harus menunjuk perdana menteri baru. Terlebih setelah pemilihan parlemen bulan ini Membikin Majelis Nasional Enggak Mempunyai blok politik dominan yang berkuasa Demi pertema kalinya di Republik modern Prancis.

Cek Artikel:  Siap Negosiasi Lewat Qatar dan Mesir, Hamas Minta Israel Angkat Kaki dari Jalur Gaza

Pemerintahan sementara yang dipimpin Attal hanya akan Pusat perhatian menangani urusan sehari-hari.

“Agar periode ini dapat berakhir secepat mungkin, Segala kekuatan Partai Republik harus bekerja sama dalam proyek dan tindakan yang bermanfaat bagi rakyat Prancis,” kata pernyataan presiden tersebut.

Diketahui sesi pembukaan Majelis Nasional, majelis rendah parlemen Prancis, dijadwalkan pada hari Kamis.

Dalam proses itu, biasanya Personil pemerintah dilarang menjadi Personil parlemen, tetapi tindakan pada hari Selasa ini memungkinkan Attal Demi m-engambil kursinya sebagai Personil parlemen dan memimpin Golongan sekutu Macron yang berhaluan tengah di Majelis Nasional.

Hal ini juga mengisolasinya dari mosi Enggak percaya, karena ia telah mengundurkan diri dan pemerintahan sementara Enggak dapat mengikuti mosi tersebut.

Cek Artikel:  Soal Video Viral WNI Diduga Gangster di Jepang, KBRI Tokyo: Jaga Nama Bagus Bangsa dan Negara

Prancis berada di ambang kelumpuhan pemerintahan sejak pemilihan Majelis Nasional awal bulan ini yang mengakibatkan perpecahan di antara tiga Golongan politik Penting, koalisi sayap kiri New Popular Front, sekutu Macron yang berhaluan tengah, dan Partai sayap kanan Nasional Marine Le Pen.

New Popular Front (NPF) memenangkan kursi terbanyak Tetapi gagal mencapai mayoritas yang dibutuhkan Demi memerintah sendiri. Tiga partai Penting koalisi sayap kiri, Yakni France Unbowed, Partai Sosialis, dan Partai Hijau, telah mendesak presiden agar meminta Sokongan mereka Demi membentuk pemerintahan baru.

Tetapi perundingan internal mereka berubah menjadi perselisihan sengit mengenai siapa yang harus dipilih sebagai perdana menteri.

Mungkin Anda Menyukai