Liputanindo.id – Orang dengan gangguan jiwa ringan dipenjara pun tidak sembuh karena ini termasuk toxic people. Hal itu diungkap Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto dalam sebuah pertemuan.
“Hati-hati toxic people karena menghasilkan toxic friendship dan toxic relationship,” ujar dokter Hasto dalam siaran resmi yang diterima Era.id.
“Di dalam keluarga ada yang toxic ketemu sama temannya yang toxic menjadi super toxic. Orang toxic ketemu yang waras, yang waras jadi toxic,” tambah dokter Hasto.
Diingatkan pula bahwa hendaknya hati-hati pula bila dalam keluarga terdapat anggota yang toxic megalonia di mana dia merasa dirinya paling hebat. Megalonia termasuk gangguan mental emosional.
“Keluarga menjadi gak tenteram. Masyarakat tidak mudah maju. Interaksi suami istri juga toxic dan akhirnya perceraian meningkat. Sejak 2015 sampai sekarang itu (perceraian) meningkat pesat,” katanya.
Dokter Hasto juga mengatakan tugas BKKBN dan Dinas KB ada dua. Pertama, menjaga pertumbuhan penduduk agar tumbuh seimbang. Kedua, bagaimana mewujudkan keluarga berkualitas.
“Hari ini kita memperingati Hari Keluarga Nasional yang berhubungan dengan keluarga berkualitas menuju Indonesia emas. Demi itu, tentu stunting harus turun sebaik-baiknya,” ucap dokter Hasto.
Dikatakan bahwa Aceh merupakan provinsi yang memiliki Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) paling tinggi di antara provinsi yang ada di Indonesia dengan nilai 65,40. “Setelah saya breakdown dengan nilai ini saya lihat tenteramnya 67. Rupanya perkawinan dan perceraiannya bagus di Aceh. Bukan banyak gonjang ganjing.”
Bersandar pada data door to door yang direkam ke dalam Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM), dokter Hasto mengatakan prevalensi stunting di Aceh jauh di bawah 20%. “Saya titip agar stunting lebih diperhatikan. Selain itu, mental disorder. Karena rata-rata anak-anak muda atau remaja yang mental disorder sekitar 98,4%. Kalau ada 10 orang, kira-kira sembilan yang agak gak jelas,” tambahnya.
Dokter Hasto juga memaparkan dengan mengutip data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, bahwa umur pada saat melakukan hubungan seksual pertama kali pada remaja wanita usia 15-19 tahun sebanyak 59 persen dan pria sebanyak 74 persen. Pada wanita usia 20-24 tahun sebanyak 22 persen dan pria sebanyak 12 persen.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh, Safrina Salim SKM, M.Kes dalam laporannya mengatakan Harganas ini merupakan momentum penting dalam rangka penguatan komitmen bersama untuk percepatan capaian program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta Percepatan Penurunan Stunting (PPS).
Mengusung tema “Keluarga Berkualitas, Indonesia Emas, untuk menuju visi Indonesia Emas 2024”, Harganas 2024 ini ditandai juga dengan kegiatan pemasangan kontrasepsi implan pada akseptor oleh dokter Hasto, yang adalah juga dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
Serempak jajaran dan tamu undangan, dokter Hasto juga melakukan kunjungan ke pameran gelar promosi produk unggulan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Usaha Pusingkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) binaan Pemda Kabupaten Nagan Raya. Sekaligus juga melakukan Launching Population Clock Aceh.*