Sungguh Terlalu, Oposisi Australia Tolak Gencatan Senjata di Gaza

Sungguh Terlalu, Oposisi Australia Tolak Gencatan Senjata di Gaza
Menlu Australia Penny Wong(AFP)

KUBU oposisi di Australia tidak mendukung seruan gencatan senjata, kendati kekerasan semakin meningkat di Gaza dan Libanon. Hal itu membuat Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong berang.

Wong bahkan sampai menyebut pemimpin oposisi Peter Dutton sudah keterlaluan karena bersikap ekstrem dengan tidak mendukung seruan gencatan senjata di Timur Tengah.

Apalagi, Dutton sampai meminta Perdana Menteri Australia Anthony Albanese untuk dikecam karena telah menyerukan gencatan senjata.

Baca juga : Menlu Australia Minta Penduduknya Segera Tinggalkan Libanon

“Kita tahu Dutton bersikap negatif terhadap segala hal, tetapi bersikap negatif terhadap gencatan senjata yang menyelamatkan nyawa warga sipil dan mencegah eskalasi konflik yang lebih parah adalah hal yang sangat ekstrem,” kata Wong seperti dilaporkan penyiar lokal SBS News.

Wong juga menuding Dutton begitu fokus memecah belah warga Australia atas konflik ini sehingga dia tidak menyadari betapa posisinya terisolasi.

Cek Artikel:  Ketegangan dengan Lebanon Meningkat, China Desak Anggota Negaranya Bilangant Kaki dari Israel

“Sekarang kaum Liberal akhirnya menyadari bahwa mereka bertentangan dengan komunitas internasional termasuk Amerika Perkumpulan, yang semuanya mendesak perdamaian–tetapi dia masih belum bisa melakukannya,” tegas Wong.

Baca juga : Libanon Berharap Israel Segera Hentikan Konfrontasi Militer

Komentar Wong muncul setelah senator Liberal James Peterson mengatakan kelompok oposisi menginginkan berakhirnya konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah, tetapi menolak mendukung gencatan senjata.

“Sikap kelompok oposisi terhadap masalah gencatan senjata bertentangan dengan komunitas internasional, termasuk Amerika Perkumpulan (AS),” imbuh Wong. 

Belum lama ini, dunia internasional menginformasikan Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan gencar Israel terhadap Gaza dan Libanon. Israel memperluas konflik dengan melancarkan serangan ke Libanon selatan pada 1 Oktober lalu. (Anadolu/Ant/P-3)

Cek Artikel:  Ribuan Pemesanan Hotel di Jepang Dibatalkan Imbas Peringatan Gempa, Sektor Bisnis Rugi Rp14 Miliar

Mungkin Anda Menyukai