KEBANYAKAN Sosok menggunakan minyak bumi dan batu bara Buat membangkitkan Daya listrik yang Normal kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat keterbatasan Daya tambang, kini listrik Tak hanya dihasilkan dari minyak bumi atau batu bara, tetapi juga dari Daya Surya, angin, air, dan bioenergi.
Sumber-sumber Daya tersebut merupakan Daya alternatif karena ketersediaan di alam yang dianggap sangat melimpah atau Tak akan pernah habis Kalau digunakan. Agar mengetahui berbagai sumber Daya alternatif tersebut, bacalah uraian berikut dengan saksama. Ini dilansir dari Naskah Ilmu Pengetahuan Alam/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Buat SMP/MTs Kelas IX Semester 1 yang ditulis Siti Zubaidah dkk.
1. Daya Surya.
Daya Surya merupakan sumber Daya terbesar dan paling melimpah. Melalui penggunaan panel surya, Daya Surya dapat diubah menjadi Daya listrik. Daya yang diperoleh Ketika Surya bersinar terang akan disimpan dalam baterai agar dapat digunakan Ketika cuaca mendung atau bahkan malam hari. Pada Ketika cuaca mendung, Daya listrik yang diperoleh Tak dapat dihasilkan secara maksimal.
Penggunaan Daya surya di Indonesia diterapkan dalam dua Ragam teknologi, Adalah teknologi Daya surya termal dan Daya surya fotovoltaik. Suhu yang tinggi dari Daya surya termal digunakan Buat memasak (kompor surya), mengeringkan hasil pertanian, dan memanaskan air.
Daya surya fotovoltaik digunakan Buat menghasilkan listrik yang nanti dapat digunakan Buat menyalakan lampu, memutar pompa air, menyalakan televisi, dan sebagai Daya alat telekomunikasi.
Angin adalah salah satu Teladan sumber Daya alternatif yang dapat digunakan Buat membangkitkan Daya listrik. Daya gerak, yang dihasilkan oleh gerakan angin terhadap kincir, diubah oleh generator menjadi Daya listrik. Berbeda dengan batu bara, gas, dan minyak bumi, kincir angin Tak menyebabkan polusi bagi lingkungan, sehingga kincir angin dipercaya ramah lingkungan.
Oleh Alasan itu, pada 1930, pemerintah Amerika Perkumpulan mulai menggunakan kincir angin sebagai sumber Daya listrik utamanya. Di daerah California, Ketika ini sudah Terdapat 13.000 kincir angin yang digunakan Buat memenuhi kebutuhan listrik hingga 1,5 juta-4 juta kWh setiap tahun. Ini berarti setiap kincir angin digunakan Buat menyuplai kebutuhan listrik 150 hingga 400 rumah.
Tetapi, ketika Tak Terdapat angin yang berhembus, Tak akan Terdapat Daya listrik yang dihasilkan. Karenanya, Tetap diperlukan sejumlah batu bara, gas, atau minyak bumi Buat memenuhi Daya listrik pada Ketika tersebut.
Tak kalah dengan California, Indonesia telah membangun beberapa unit kincir angin di Yogyakarta dengan kapasitas masing-masing 80 KW dan menargetkan pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Baru (PLTB) yang Bisa menghasilkan 250 MW pada 2025.
Air yang mengalir dari hulu ke hilir, khususnya pada sungai-sungai yang deras, dapat dimanfaatkan sebagai sumber Daya alternatif Buat membangkitkan Daya listrik. Arus air sungai tersebut dimanfaatkan Buat menggerakkan turbin yang terhubung pada generator sehingga Daya listrik dapat dihasilkan.
Banyaknya sungai dan Situ air tawar Membangun Indonesia membangun banyak Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di seluruh wilayahnya. Potensi tenaga air di seluruh Indonesia diperkirakan sebesar 75.684 MW, tetapi yang sudah dimanfaatkan Tetap 100 MW dengan jumlah pembangkit Sekeliling 800 unit. Salah satu Teladan PLTA Adalah PLTA Karangkates yang Terdapat di Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.
4. Bioenergi.
Bioenergi adalah Daya yang diperoleh dari biomassa. Biomassa merupakan bahan organik yang berasal dari makhluk hidup, Bagus dari tumbuhan maupun hewan.
Limbah dari budi daya pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, maupun perikanan juga dapat digunakan sebagai sumber bioenergi.
Daya yang diperoleh dari biomassa ini dapat diubah menjadi Daya listrik dengan Langkah mengolah biomassa menjadi bahan bakar nabati, semisal etanol atau biodisel. Bahan bakar nabati ini selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar generator atau diesel Buat menghasilkan listrik.
5. Sumber baru.
Sumber listrik baru telah dikembangkan oleh Marjolein Helder dari Universitas Wegeningen Belanda. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada Ketika tumbuh, tanaman memperoleh listrik dari interaksi antara akar tanaman dengan bakteri tanah.
Akar tanaman tersebut Bisa mengeluarkan cairan dan gas hingga 70% ke tanah. Selanjutnya bakteri yang Terdapat di Sekeliling akar mengurai bahan organik sehingga membentuk sumber Daya listrik baru.
Ketika menguji penelitiannya, Helder meletakkan satu elektrode dekat bakteri Buat menyerap elektron. Hasilnya menunjukkan Terdapat arus listrik yang mengalir di antara elektrode tersebut.
Mikrob pada tanaman microbial dapat menghasilkan arus 0,4 watt per meter persegi dari tanaman hidup. Di waktu mendatang, Daya listrik dari tanaman ini akan dikembangkan hingga dapat memproduksi sebanyak 3,2 watt meter persegi.
Ini berarti akar dalam Kawasan 100 meter persegi dapat memenuhi kebutuhan listrik satu rumah dengan pemakaian 2.800 kWh per tahun. (Z-2)