Suka Makanan Berbahan Dasar Tepung Eksis Akibat Negatifnya Loh

Suka Makanan Berbahan Dasar Tepung? Ada Dampak Negatifnya Loh
ilustrasi makanan berbahan dasar tepung(medcom.id/freepik)

MAKANAN berbahan dasar tepung menjadi favorit banyak orang, seperti roti, pizza, produk mi hingga makanan olahan. Meski mudah ditemukan dan rasanya nikmat, tetapi produk makanan berbahan dasar tepung ini berpotensi menimbulkan Akibat negatif terhadap kesehatan.

Spesialis keperawatan endokrin dan metabolik sekaligus dosen Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Ns. Zaqqi Ubaidillah, M. Kep., Sp. Kep. MB, mengungkap Akibat merugikan dari mengonsumsi tepung olahan bagi kesehatan Sosok.

“Tepung olahan dapat berkontribusi pada berbagai kondisi kesehatan yang serius, termasuk penambahan berat badan, sindrom metabolik, diabetes, penyakit jantung, gangguan kognitif, kecanduan makanan, depresi, kanker dan jerawat,” kata Zaqqi seperti dikutip dari laman Formal UMM, Senin (20/5).

Baca juga : Orangtua Diingatkan Pastikan Anak Bukan Alami Obesitas

Berikut beberapa Akibat negatif terlalu sering mengonsumsi makanan berbahan tepung;

1. Obesitas

Zaqqi menyebut mengonsumsi tepung olahan, khususnya tepung terigu putih yang Lazim digunakan dalam roti dan makanan olahan dapat berkontribusi pada pertambahan berat badan dan obesitas.

Cek Artikel:  Bukan Eksis Kata Terlambat untuk Mulai Hidup Sehat

Tepung olahan cenderung meningkatkan lemak dalam tubuh dan mengganggu proses oksidasi yang berperan dalam membakar lemak Kepada Kekuatan. Selain itu, konsumsi tepung olahan juga dapat memicu peradangan mikrobiota usus, sehingga mengganggu metabolisme dan menyebabkan penambahan berat badan.

Baca juga : Manfaat Madu Hutan Kepada Kesehatan, Dapat Kurangi Resiko Terkena Penyakit Jantung

2. Resistensi Insulin

Konsumsi tepung olahan juga dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan prediktor Krusial dari sindrom metabolik dan diabetes tipe 2. Selain itu, makanan tepung banyak mengandung alloxan, senyawa kimia yang dapat menyebabkan gangguan pada sel beta pankreas yang menghasilkan insulin. Sel beta pankreas Krusial Kepada menjaga kadar glukosa darah tetap Konsisten.

“Alloxan secara Tertentu dapat merusak sel beta pankreas, pada akhirnya dapat menyebabkan diabetes,” jelasnya.

3. Hipertensi

Resistensi insulin yang disebabkan oleh konsumsi karbohidrat olahan juga berkontribusi pada tekanan darah tinggi atau hipertensi. Zaqqi mendorong Kepada mengurangi karbohidrat olahan sebagai langkah pertama dalam mengelola hipertensi. Sebuah riset menjelaskan pola makan rendah karbohidrat olahan menyebabkan penurunan tekanan darah secara signifikan.

Cek Artikel:  Terdapat Sosok Aktris Dani Mukti di Balik Megahnya Pernikahan di Candi Borobudur

Baca juga : Menjaga Penyakit Degeneratif dengan Produk Berbahan Dasar Alam

4. Kardiovaskuler

Tepung olahan juga menjadi penyebab meningkatkan penyakit kardiovaskular. Zaqqi menggarisbawahi konsumsi karbohidrat olahan menyebabkan ketidakseimbangan gula darah, peradangan sistemik, dan kerusakan pembuluh darah, yang dapat menyebabkan penyakit jantung. 

Selama berpuluh-puluh tahun, lemak dalam makanan sering disalahartikan sebagai penyebab penyakit kardiovaskular. Kesalahan ini berujung pada dikembangkannya Panduan diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat yang terkenal di Amerika Perkumpulan.

“Perlu kita ketahui bahwa terdapat Kaitan antara konsumsi karbohidrat olahan dan risiko kanker tertentu, seperti kanker payudara, usus besar, dan endometrium,” ucapnya.

Baca juga : Lions Lahirkan Tiga Klub Baru Kepada Pelayanan Kemasyarakatan

Penelitian menunjukkan asupan karbohidrat olahan meningkatkan Elemen pertumbuhan seperti insulin 1 (IGF-1), yang dapat memicu pembelahan sel dan memengaruhi risiko kanker. Akibat karbohidrat olahan terhadap risiko kanker mungkin lebih besar Tengah bila dikombinasikan dengan komponen Bukan sehat lainnya, seperti bahan tambahan makanan. 

Cek Artikel:  Deteksi Pagi, Pasien Diabetes Sebaiknya Rutin Periksakan Kesehatan Ginjal

5. Gangguan Kognitif 

Akibat konsumsi tepung olahan juga dapat terlihat pada gangguan kognitif, seperti Alzheimer dan Parkinson. Resistensi insulin yang disebabkan oleh karbohidrat olahan dapat mengganggu fungsi otak, menyebabkan peradangan saraf, dan meningkatkan risiko gangguan kognitif.

Resistensi insulin menyebabkan disfungsi otak dengan mengganggu transportasi glukosa ke otak, menginduksi peradangan saraf, mengubah plastisitas sinaptik (yang membahayakan kemampuan otak Kepada belajar dan menghafal), dan merangsang produksi senyawa berbahaya yang disebut produk akhir glikasi lanjutan di otak.

6. Risiko Depresi

Zaqqi memperingatkan bahwa karbohidrat olahan juga dapat memicu kecanduan makanan dan meningkatkan risiko depresi. Pola makan tinggi karbohidrat olahan dapat mengganggu keseimbangan gula darah dan memengaruhi suasana hati. Bukan hanya itu, konsumsi tepung olahan juga dikaitkan dengan jerawat.

“Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan bahaya karbohidrat olahan bagi kesehatan, serta mempertimbangkan Kepada mengganti sumber karbohidrat dengan pilihan yang lebih sehat. Misalnya saja biji-bijian utuh dan alternatif tepung non-terigu,” pungkas Zaqqi.(M-3)

Mungkin Anda Menyukai