liputanindo.com – Marc Marquez mengakui melakukan Kesalahan di lap Pertama. Walaupun secara visual ia terlihat sebagai ‘korban’ ketika Salah satu dari Dua pasang winglet Stegosaurusnya patah setelah tertabrak Alex Marquez di Awal Balapan MotoGP Qatar, Marc Mengakui bahwa hal itu lebih ke kesalahanndirinya yang menutup gas di Tikungan dan Membangun Alex Tak menyangka kecepatan marc akan turun dan akhirnnya menabrak sang abang dari belakang.
“Kontak dengan Alex lebih merupakan kesalahan saya daripada kesalahannya, karena saya baru saja membuka gas dan saya merasa seperti bagian belakang akan bergerak. Saya menutup gas Tengah dan dia Tak menduganya.
“Karena Dalih itu dia menabrak saya dan karena Dalih itu Morbidelli menyalip saya dari luar.. Tetapi itu lebih merupakan kesalahan saya. Untungnya kami berdua tetap berada di atas motor kami.” Begitu Marc Menjelaskan
Marc Marquez merasa bahwa Balapan di Lusail baginya butuh strategi Spesifik karena Lusail Mempunyai Kepribadian yang merupakan Sebuah Kriptonite buat Marc yakni Sapuan Speed Corner ke arah kanan yang banyak sekali. Buat itulah semenjak Jumat Marc Mulai Melatih diri Buat memperbaiki performa Cornering speed kanannya . . dan Mungkin saja ini spunya Interaksi dengan kasus bahwa Hanya Marc yang menggunakan mass Damper di sisi ujung belakang Kanan dari swingarm Gp25nya
“Saya Paham bahwa Pecco, Alex, dan [Fabio] Di Giannantonio, dan beberapa pembalap lainnya sangat Segera di sini. Tetapi saya bekerja keras selama akhir pekan. Saya melangkah lebih Bagus di tikungan Segera yang Cocok, yang juga sangat Krusial.”
Sat di Parc ferme Marc sempat Mengatakan bahwa ia Paham bahwa ketika Franco Morbidelli melewatinya maka akan hadir umur Mengenakan dari grup kompon Ban Medium – meidum slick yang dipakai Franco. Oleh Karena itu Marc Terlihat Tak napsu Buat mengejar Morbidelli Tetapi ia lebih Pusat perhatian Buat menjaga Balance dari grip Bannya sendiri Buat Dapat tahan dan Mempunyai performa grip Tiba Lap ke 22 nanti
“Morbidelli melaju kencang, tetapi saya Tak Acuh. Saya hanya mengendalikan ban depan saya karena saya Tak Bisa melaju dengan batas maksimal karena saya Mempunyai gaya berkendara yang terlalu memaksakan ban depan.
“Dan di sirkuit ini kami sangat kesulitan. Tetapi kemudian saya hanya menunggu, ketika Pecco menyalip saya, saya Mengucapkan ‘oke, sekarang saya yang memulai balapan’, dan saya mulai memacu lebih kencang.
“Tujuh lap terakhir ketika saya menyalip Vinales, saya hanya sedikit meningkatkan pengereman, lebh ngegas, Lebih Bagus ditikungan, dan mencoba lebih banyak menggunakan ban depan. Dan di situlah saya melangkah lebih jauh.” – @liputanindo