KEMAMPUAN berbahasa anak sudah bisa dimulai sejak 0 bulan. Tentu caranya bukan hanya sekadar mengajaknya mengobrol dengan mengeluarkan suara, tetapi juga berekspresi. Bahasa itu dapat diamati dan diutarakan dalam bentuk kemampuan berbicara dan ekspresi raut muka serta gerak-gerik anggota badan anak.
Kemampuan berbahasa anak mencerminkan kemampuan mendengar dan mengerti atau memahami suatu pembicaraan. Lagi bingung bagaimana menstimulasi kemampuan tersebut? Yuk simak kiat yang dibagikan dokter spesialis anak dr. Hans Natanael Sp.A, BCCS, CIMI, CBATR, C.HydroT melalui laman instagram @drhans_spesialisanak.
1. Anak Usia 0-3 Bulan
Baca juga : Perlukah Membersihkan Kotoran Telinga Anak?
Perkembangan anak di usia 0-3 bulan salah satunya yakni merespons dengan tersenyum dan bersuara ‘aa-uu’, ‘uu, aa’ atau kerap disebut cooing. Orangtua dapat menstimulasi kemampuan berbahasa dengan cara:
– Mengajak tersenyum
– Taatp hari bicara dengan bahasa “ibu” dengan tempo pelan dan kata yang jelas sesering mungkin.
– Tirukan ocehan bayi sesering mungkin agar terjadi komunikasi dan interaksi.
Demi anak sudah bisa mengenali berbagai suara, maka orangtua bisa menstimulasi kembali dengan:
Baca juga : Ikatan Batin Ibu dan Anak Pengaruhi Tumbuh Kembang Bayi
– Ajak bayi mendengarkan berbagai suara seperti suara orang, binatang, radio, dan sebagainya. Bayi tidak diperlihatkan TV atau gawai sampai usia 2 tahun.
– Bacakan dongeng, cerita dan sajak anak-anak.
2. Anak Usia 3-6 Bulan
Bayi yang sudah mampu mengeluarkan pekikan menandakan kemampuan berbahasanya mulai berkembang. Tetapi, orangtua tak perlu memberikan stimulasi yang lebih berat, cukup lakukan kegiatan stimulasi seperti bayi usia 0-3 bulan.
Baca juga : MPASI Buatan Sendiri Dipastikan Lebih Berkualitas Dibandingkan yang Dijual di Pinggir Jalan
Nah, memasuki usia 6 bulan, bayi biasanya akan mulai bergumam atau kerap disebut babbling dengan satu suku kata yang diulang seperti ‘ma-ma’, ‘da-da’ dan mengenali berbagai suara. Kalau sudah ditahap ini, maka cara stimulasinya dengan mengulangi beberapa kata dengan tujuan bayi akan menirukan.
– Berhenti bicara setelah satu kata, tunggu sampai si bayi mengeluarkan respons
– Yang paling mudah ditirukan adalah kata yang menggunakan huruf vokal dan gerakan bibir. Misalnyanya: ‘papa’, ‘mama’, ‘baba’.
Memasuki usia 6 bulan bayi juga mulai merespons ketika namanya disebut. Pada usia ini, orangtua harus konsisten dalam menyebut nama panggilan si kecil, nama panggilan untuk ayah dan ibunya, serta orang-orang terdekatnya.
Kemudian pada usia ini bayi juga mulai mencari sumber suara. Orangtua perlu melatih bayi agar menengok ke arah sumber suara. Mula-mula wajah bayi digendong dan diputar perlahan ke arah sumber suara, atau bayi didekatkan ke sumber suara.(M-3)